• RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Thumbnail Recent Post

Recent Comments

  • Sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum

    Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris ...

  • Category name clash

    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

  • Test with enclosures

    Here's an mp3 file that was uploaded as an attachment: Juan Manuel Fangio by Yue And here's a link to an external mp3 file: Acclimate by General Fuzz Both are CC licensed. Lorem ...

  • Block quotes

    Some block quote tests: Here's a one line quote. This part isn't quoted. Here's a much longer quote: Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. In dapibus. In pretium pede. Donec ...

Posted by My College Blog - - 0 komentar

Disusun oleh : Rizki Susan Sulistyaningrum
                        16209366
                        3 EA13

KATA PENGANTAR


            ALHAMDULLILAH,  penulis mengucapkan syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga Tugas ini dapat terselesaikan.
            Penulis mencoba menyajikan tugas yang berjudul “SEGMENTASI PASAR dan ANALYSIS DEMOGRAFI”. Tugas ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca.
            Pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung sehingga terselesaikannya tugas ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak sekali kekurangan, namun demikian penulis berharap kiranya masih dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pembaca, Amin.
                       
                                                                                                         Bekasi, 10-12-2011 
  


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar (Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha.

          Rumusan Masalah
           Bagaimana peranan segmentasi dalam perusahaan

            Tujuan Penelitian
     Untuk mangkaji faktor-faktor yang  mempengaruhi perusahaan dalam segmentasi pasar

            Manfaat Penelitian
     Untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan dan dapat memberi gambaran tentang
     segmentasi pasar dan analysis demografi.


BAB II
PEMBAHASAN

Peranan segmentasi dalam marketing :
  • Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan kita. 
  • Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar. 
  • Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita selanjutnya. 
  • Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara yang berbeda.

Cara-cara dalam memandang suatu pasar :

  • Static attribute segmentation
Cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota). Demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama,dan pendidikan.

  • Dinamic attribute segmentation
Cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle, kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon pelanggan terhadap produk.
Lebih lanjut mengenai demografi, psikografi dan pasar relung :

1. Demografi
Ini merujuk data statistik penduduk, termasuk pendapatan, rata-rata umur, dan pendidikan. Kalau menurut Hermawan, demografi ini termasuk dalam Static Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota). Sedangkan demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama dan pendidikan.

2. Psikografi
Psikografi adalah menggunakan demografi dalam menentukan perilaku dan selera segmen tertentu suatu populasi. Psikografi mengkaji gaya hidup seperti kemana mereka berlibur, kemana mereka berbelanja, bagaimana mereka membelanjakan uang ekstra, olahraga apa yang mereka tonton, dan masih banyak lagi yang lain. Kalau menurut Hermawan (lagi), psikografi termasuk dalam Dynamic Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle atau kepribadian seperti yang saya sebutkan diatas. Perilaku berupa sikap, penggunaan dan respon pelanggan terhadap produk.

3. Pasar relung
Ada segmen kecil dari populasi yang memiliki kesamaan karekteristik, kepentingan, kebiasaan berbelanja dan sebagainya.

Definisi Segmentasi Pasar

Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.

Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.

Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Ada lagi pendapat Swastha & Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.

Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005, p.307.

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Segmentasi

Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.
Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut :

  • Variabel-Variabel Segmentasi
Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab ituperlu dipelajari.
Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut :

1. Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.

2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan
misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.

3. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarka :

4. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.

5. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.

6. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.

  • Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.
Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut (Armstrong, 1997) :

1. Manfaat yang dicari
Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari orang dalam kelas produk, jenis orang yang mencari setiap manfaat dan merek utama yang mempunyai setiap manfaat. Perusahaan dapat menggunakan segmentasi manfaat untuk memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merek utama yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan merek yang memberikan manfaat tersebut.

2. Status Pengguna
Pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali dan pengguna regular dari suatu produk. Pengguna potensial dan pengguna regular mungkin memerlukan imbauan pemasaran yang berbeda.

Tingkat Pemakaian
Pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah dan berat. Jumlah pengguna berat sering kali hanya persentase kecil dari seluruh pasar, tetapi menghasilkan persentase yang tinggi dari total pembelian. Pengguna produk dibagi menjadi dua bagian sama banyak, sebagian pengguna ringan dan sebagian lagi pengguna berat menurut tingkat pembelian dari produk spesifik.

3. Status Loyalitas
Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen. Konsumen dapat loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam merek. Kelompok lain agak loyal,mereka loyal pada dua merek atau lebih dari satu produk atau menyukai satu merek tetapi kadang-kadang membeli merek lain. Pembeli lain tidak menunjukkan loyalitas pada merek apapun. Mereka mungkin ingin sesuatu yang baru setiap kali atau mereka membeli apapun yang diobral.


BAB III
PENUTUP

Manfaat dan Kelemahan Segmentasi

Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).

Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain :

  • Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
  • Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.

  • Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.

  • Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

  • Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.

Gitosudarmo (2000) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut :

  • Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.

  • Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.

  • Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.

  • Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.Sekalipun tindakan segmentasi memiliki sederetan keuntungan dan manfaat, namun juga mengandung sejumlah resiko yang sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan dari tindakan segmentasi itu sendiri, antara lain :

1. Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.

2. Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.

3. Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.

4. Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa. Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.


DAFTAR PUSTAKA



[ Read More ]

Posted by My College Blog - - 0 komentar

Disusun oleh : Rizki Susan Sulistyaningrum
                        16209366
                        3 EA13

KATA PENGANTAR


            ALHAMDULLILAH,  penulis mengucapkan syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga Tugas ini dapat terselesaikan.
            Penulis mencoba menyajikan tugas yang berjudul “SUMBERDAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN”. Tugas ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca.
            Pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung sehingga terselesaikannya tugas ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak sekali kekurangan, namun demikian penulis berharap kiranya masih dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pembaca, Amin.
                       
                                                                                                        Bekasi, 11-11-2011 
  


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Sumberdaya ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana menganalisis sumber daya konsumen
1.3  Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana Peranan Sumberdaya Konsumen dan pengetahuan terhadap individu dan anggota masyarakat lainnya.
1.4  Manfaat Penelitian
Untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan dan dapat memberi gambaran tentang sumberdaya ekonomi,

BAB II
PEMBAHASAN

      a. Sumberdaya Ekonomi
Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui.
Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (non-renewable or exhaustible resources). Jenis sumberdaya ini pada dasarnya meliputi sumberdaya alam yang mensuplai energi seperti minyak, gas alam, uranium, batubara serta mineral yang non energi seperti misalnya : tembaga, nikel,aluminium,dll.
Sumberdaya alam jenis ini adalah sumberdaya alam dalam jumlah yang tetap berupa deposit mineral (mineral deposits) diberbagai tempat dimuka bumi. Sumberdaya alam jenis ini bisa habis baik karena sifatnya yang tidak bisa diganti oleh proses alam maupun karena proses penggantian alamiahnya berjalan lebih lamban dari jumlah pemanfaatannya.
sumberdaya alam yang potensial untuk diperbarui (potentially renewable resources). Kategori sumberdaya alam ini tergolong sumberdaya alam yang bisa habis dalam jangka pendek jika digunakan dan dicemari secara cepat, namun demikian lambat laun akan dapat diganti melalui proses alamiah misalnya ; pohon-pohon di hutan, rumput di padang rumput, deposit air tanah, udara segar dan lain-lain. Sumberdaya alam ini keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam kerangka untuk mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah (daerah). Namun demikian penting untuk diperhatikan aspek ketersediaan termasuk daya dukungnya terhadap mobilitas pembangunan daerah, karena apabila sumberdaya alam dengan 3 kategori ini dimanfaatkan dengan tidak bijaksana dan arif maka sudah barang tentu stagnasi dan kemunduran dinamika pembangunan ekonomi wilayah akan semakin cepat menjelma atau merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Disamping komponen sumberdaya alam, pada saat ini peranan sumberdaya manusia (human resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi termasuk pembangunan ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan. Faktor sumberdaya manusia ini telah menghadirkan suatu proses pemikiran baru dalam telaah teori-teori pembangunan ekonomi, yang menempatkan sumberdaya manusia sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik dalam skala global, nasional maupun daerah. Strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada pengembangan sumberdaya manusia (human resources development) dianggap sangat relevan dan cocok dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi terutama di negara-negara berkembang sejak era 80-an.
Strategi pembangunan ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang pakar perencanaan pembangunan ekonomi berkebangsaan Pakistan yang bernama Mahbub Ul Haq yang pada saat itu menjadi konsultan Utama United Nation Development Programme (UNDP). Mahbub Ul Haq berpendapat bahwa “pengembangan sumberdaya manusia harus dijadikan landasan utama dalam kebijakan pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang, dan hal ini dianggap penting mengingat ketertinggalan negara-negara berkembang terhadap negara-negara industri maju dalam tingkat kesejahteraan ekonomi seperti kualitas dan standar hidup hanya akan dapat diperkecil manakala terjadi peningkatan yang sangat signifikan dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia”.Dari pola pemikiran seperti diatas maka takaran peranan sumberdaya manusia dalam proses pembangunan ekonomi dalam konteks untuk mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi pada dasarnya harus dilihat dari aspek peningkatan kualitasnya. Dengan kualitas sumberdaya manusia yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Bagi kebayakan negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah tergolong lebih maju, produktivitas sumberdaya manusia secara teknis telah dijadikan sebagai instrumen terpenting untuk mempertahankan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi, sekaligus dalam upaya untuk memperkuat basis struktural perekonomiannya. Dalam era globalisasi, kualitas sumberdaya manusia yang handal akan sangat membantu suatu negara untuk memenangkan kompetisi atau persaingan dalam perekonomian global sekaligus dapat menjaga eksistensi negara tersebut dalam percaturan dan dinamika perekonomian dunia yang semakin kompetitif.  

Peranan Sumberdaya Ekonomi Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah 



      Keterbatasan dalam kepemilikan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang berkulitas dapat menimbulkan kemunduran yang sangat berarti dalam dinamika pembangunan ekonomi daerah. Konsekuensi lain yang ditimbulkan sebagai akibat terbatasnya kapasitas dan kapabilitas sumberdaya ekonomi yang dimiliki daerah adalah ketidakleluasaan daerah yang bersangkutan untuk mengarahkan program dan kegiatan pembangunan ekonominya, dan situasi ini menyebabkan munculnya pula disparitas pembangunan ekonomi wilayah. Kondisi ini tampaknya menjadi tak terhindarkan terutama bila dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah dewasa ini.Dalam telaah teoritis, dengan sangat tepat Hadi dan Anwar (1996) yang banyak menganalisis tentang dinamika ketimpangan dan pembangunan ekonomi antar wilayah mengungkapkan bahwa salah satu penyebab munculnya ketimpangan pembangunan ekonomi antar wilayah di Indonesia adalah adanya perbedaan dalam karakteristik limpahan sumberdaya alam (resources endowment) dan sumberdaya manusia (human resources) disamping beberapa faktor lain yang juga sangat krusial seperti perbedaan demografi, perbedaan potensi lokasi, perbedaan aspek aksesibilitas dan kekuasaan (power) dalam pengambilan keputusan serta perbedaan aspek potensi pasar.
 
      b. Sumberdaya Sementara
Sumber daya ini bersifat sementara. Dengan memahami perilaku konsumen akan keterbatasan sumber waktu dan uang.


c. Sumberdaya Kognitif
Sumberdaya yang memiliki kemampuan untuk merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental.




Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan :
  1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
  2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan. 
  3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan. 
  4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek). 
  5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan. 
  6. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreatifitas.

Tahapan praoperasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan bahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
     
      Tahapan operasional konkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah :
  • Pengurutan - kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
  • Klasifikasi - kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme(anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
  • Konservasi - memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
  • Penghilangan sifat Egosentrisme - kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang. 

Tahapan operasional formal

Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

Informasi umum mengenai tahapan-tahapan. Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 
  •      Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama.
  •      Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur. 
  •       Universal (tidak terkait budaya).
  •       Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang          berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan.
  •       Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis.
  •       Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
  •       Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif. 

          Proses perkembangan
Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan lingkungan. Dengan berinteraksi tersebut, seseorang akan memperoleh skema. Skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam menginterpretasi dan memahami dunia. Skema juga menggambarkan tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu.
Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya. Dalam contoh di atas, melihat burung kenari dan memberinya label “burung” adalah contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung si anak.
Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas, melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang burung sebelum memberinya label “burung” adalah contoh mengakomodasi binatang itu pada skema burung si anak.
Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.
Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.




d. Pengetahuan Organisasi
Pengetahuan organisasi ini dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir informasi. Istilah pengetahuan organisasi ini dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir informasi dan mempromosikan manajemen pengetahuan.


e. Pengetahuan Konsumen akan Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
  • Pengetahuan Produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk.
  • Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur merek produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk.
Jenis Pengetahuan Produk
(1) Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produ.
(2) Pengetahuan tentang manfaat produk.
(3) Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen.
Contoh kasus : Seorang Konsumen mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan karena mengetahui manfaat produk tsb bagi kesehatan tubuhnya. Manfaat yg dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan adalah memperlancar BAB.
*Inilah yang disebut sebagai pengetahuan tentang manfaat produk


Dua Jenis Manfaat
(1) Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologis.
(2) Manfaat Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk.

BAB 3
KESIMPULAN
*Kualitas sumberdaya manusia yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi Seorang Konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut.
*Setiap konsumen mungkin memiliki kemampuan yg berbeda dalam menyebutkan karakteristik/atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan perbedaan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yg lebih banyak akan memudahkan konsumen dalam memilih produk yg akan dibelinya.

DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id
[ Read More ]

Posted by My College Blog - - 0 komentar

Komparsi Kinerja Perusahaaan Bank dan Asuransi Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”

Tema : Kinerja Bank Dan Asuransi


BAB III
METODE PENELITIAN


Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan ex post facto, karena di dalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan atau manipulasi pada variabel penelitian, melainkan hanya pengungkapan fakta berdasarkan pengukuran yang telah ada pada obyek penelitian sebelum penelitian ini dilakukan. Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini merupakan penelitian komparatif karena penelitian ini bersifat membandingkan antara 2 obyek yang berbeda yaitu perusahaan bank dan asuransi.

Instrumen / Jenis data
Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya.  Untuk Komparasi Kinerja Keuangan Perusahaan Bank dan Asuransi Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta (BEJ) diperlukan data kapitalisasi dan keadaan keuangan sampel penelitian pada perusahaan bank dan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Data sekunder, merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung   dari obyek yang diteliti tetapi dengan mengumpulkan data dari perpustakaan sebagai landasan pemikiran yang meliputi literature, catatan atau bacaan lain yang berhubungan dengan obyek yang diteliti agar diperoleh suatu penelitian yang benar.

Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian diperlukan metode-metode tertentu untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai yang diharapkan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data yang berasal dari catatan-catatan atau dokumen tertulis.

Populasi dan Sampel

Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bursa Efek Jakarta dimana datanya diambil di Pojok Bursa Efek 
Jakarta MM UII, Condong Catur, Depok, Sleman Yogyakarta. 

Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Bank dan Asuransi yang terdaftar di Bursa efek Jakarta yaitu sebanyak 26 perusahaan. Banyaknya populasi yang terdaftar di BEJ dan adanya kriteria-kriteria tertentu, maka dalam penelitian ini diambil beberapa perusahaan untuk masing-masing kelompok sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu sampel diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (Masri Sangaribuan dan Sofian Efendi, 1981:122), diantaranya :
  • Perusahaan bank dan asuransi yang sudah go public sebelum 31 Desember 2005.
  • Emiten yang sudah menyertakan laporan keuangan per 31 Desember 2005 yang telah diaudit, sehingga laporan keuangan tersebut dapat dipercaya.
  • Frekuensi terbesar, yaitu perusahaan-perusahaan dalam kelompok bank dan asuransi yang aktif melakukan transaksi di bursa.
  • Tingkat kapitalisasi pasar (market Capitalization) terbesar, yaitu perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok bank maupun swasta yang mampu menyerap modal besar dalam perdagangan di bursa.
  • Kecukupan data, yaitu perusahaan-perusahaan yang mempunyai data yang cukup untuk keperluan analisis data.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas sampel pada penelitian ini sebanyak 20 perusahaan yakni 10 perusahaan bank dan 10 perusahaan asuransi yaitu terlihat pada table berikut ini :

No.
Perusahaan Bank
Perusahaan Asuransi
1.
Bank Mayapada
Asuransi Dayin Mitra
2.
Bank Panin
Asuransi Panin Life
3.
Bank Danamon
Asuransi Bintang
4.
Bank BRI
Asuransi Bina Dana Artha
5.
Bank Mega
Asuransi Harta Aman Pratama
6.
Bank Bumi Putera
Lippo General Insurance
7.
Bank BCA
Panin Insurance
8.
Bank Mandiri
Asuransi Ramayana
9.
Bank Niaga
Asuransi Multi Artha Guna
10.
Bank BNI
Asuransi Jasa Tania
Empiris di Bursa Efek Jakarta (BEJ) diperlukan data kapitalisasi dan keadaan.

Variabel dan Indikator

Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :
  • Return On Asset (ROA), merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum pajak dengan total asset. Hal ini menunjukkan kemampuan total asset dalam menghasilkan laba.
  • Quick Ratio (QR), merupakan alat penilaian kinerja perusahaan yang membandingkan antara alat liquid perusahaan dengan hutang lancar perusahaan.
  • Debt Ratio (DR), merupakan alat penilaian kinerja perusahaan ini membandingkan total hutang dengan total harta. Hal ini menunjukkan kemampuan keseluruhan harta untuk menutup total hutang yang menjadi tanggungan perusahaan.
  • Struktur Modal, merupakan alat penilaian perusahaan atas kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya dengan menggunakan modal sendiri.
  • Earning Per Share atau laba per lembar saham, adalah laba untuk setiap lembar saham biasa perusahaan yang beredar.
  • Equity Per Share, adalah jumlah modal sendiri pada setiap lembar saham yang beredar.
  • Return on Investment (ROI), merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.
  • CAMEL, yang terdiri :
Capital ( Permodalan )
Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Titik lemah dari penelitian ini adalah bahwa tidak adanya Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) pada perusahaan asuransi, maka Capital Adequaty Ratio (CAR) dalam perhitungan ini telah dimodifikasi sehingga menjadi perbandingan antara Ekiutas  dengan Total Asset.

Assets Quality ( Kualitas Aktiva )
Pada aspek kualitas asset ini merupakan penilaian jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank.

Management ( Manajemen )
Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja. Juga dapat dilihat dari pendidikan serta pengalaman karyawannya dalam menangani berbagai kasus yanterjadi.

Earning ( Rentabilitas )
Pada aspek rentabilitas ini penilaian didasarkan atas kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiansi usaha yang dicapai. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Metode penilaiannya dapat juga dilakukan dengan perbandingan laba terhadap total asset (ROA).

Liquidity ( Likuiditas )
Pada aspek ini penilaian didasarkan atas kemampuan bank dalam membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat memenuhi semua permohonan kredit yang layak untuk disetujui.

Model Penelitian

Teknik Analisis
Langkah pengujian kinerja perusahaan dan pembuktian statistik perbedaan kinerja keuangan bank dan asuransi dilakukan dengan cara:

  • Analisis untuk menghitung kinerja perusahaan 

 
 















Hasil dari perhitungan masing – masing rasio akan digunakan untuk menentukan kinerja keuangan manakah yang lebih baik antara bank dan asuransi. Formulasi hipotesis untuk setiap variabel adalah:
















H1 : Kinerja keuangan bank lebih baik daripada asuransi
  • Analisis Perbedaan
  1. Menyusun formulasi Hipotesis untuk setiap variabel, digunakan pengujian dua sisi. H2 : terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank dan asuransi. 
  2. Menentukan Level of Significant (α), dalam hal ini digunakan α = 0,05 
  3. Menentukan kriteria pengujian (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 1985:173) :














Dari sampel yang dimbil dihitung nilai z nya untuk setiap variabel dengan rumus pengujian (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 1985:173) :
















Adapun formula untuk deviasi standar adalah (Sudjana, 1991:160) :










dan formula untuk mean adalah :


















Guna membantu perhitungan stasistik nonparametrik dan uji z maka digunakan alat bantu perangkat lunak computer program SPSS (Statistical Program for Social Science).

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaya Tunggal, 1995, Kamus Bisnis dan Manajemen, Rineka Cipta, Jakarta.

Bambang Riyanto, 1999, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.

Fred J Weston dan Thomas E. Copeland, 1992, Managerial Finance, Ninth Edition, The Dryden Press, Florida., Bumi Aksara, Jakarta.

Hadi Wahyono, 2002, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Universitas Jember.

Helfert, 1999, Teknik Analisis Keuangan, Erlangga, Jakarta.

Lembaran Negara Republik Indonesia, 1992, Undang-undang Republik Indonesia No 2  Tahun 1992, Jakarta.

                                                                   , 1992, Undang-undang Republik Indonesia No 7  Tahun 1992, Jakarta.

                                                                   , 1995, Undang-undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1995, Jakarta.

Martono, 2002, Bank & Lembaga Keuangan Lain, EKONISIA, Yogyakarta.

Munawir S, 1993, Analisa laporan keuangan, Edisi ke-4, Liberty, Yogyakarta

Ps Djarwanto dan Pangestu Subagyo, 1985, Statistik Induktif, edisi ketiga, Yogyakarta, BPFE.

Riyadi, Selamet, 2006, Banking Assets and Liability Management, edisi ketiga, FE UI, Jakarta.
Suad Husnan dan Enny Pujiastuti, 1993, Teori Portofolio dan Implikasinya terhadap Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta.

Santoso Singgih, 2006, Menguasai STATISTIK di Era Informasi dengan SPSS 14, Elex Media Komputindo, Gramedia, Jakarta.

Suad Husnan dan Enny Pujiastuti, 1994, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.


Tugas ini diberikan oleh Bapak Prihantoro
[ Read More ]