• RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Thumbnail Recent Post

Recent Comments

  • Sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum

    Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris ...

  • Category name clash

    Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

  • Test with enclosures

    Here's an mp3 file that was uploaded as an attachment: Juan Manuel Fangio by Yue And here's a link to an external mp3 file: Acclimate by General Fuzz Both are CC licensed. Lorem ...

  • Block quotes

    Some block quote tests: Here's a one line quote. This part isn't quoted. Here's a much longer quote: Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. In dapibus. In pretium pede. Donec ...

Posted by My College Blog - - 0 komentar

Komparsi Kinerja Perusahaaan Bank dan Asuransi Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta” 

Tema : Kinerja Bank Dan Asuransi



BAB II
LANDASAN TEORI


Teori Dasar
Pasar Modal
Perusahaan memerlukan dana untuk keperluan operasi dan ekspansi. Kebutuhan dana
ini dipenuhi dari modal sendiri atau sumber dana dari luar perusahaan. Dana dari luar perusahaan bisa didapat melalui berbagai pihak antara lain oleh lembaga keuangan bank dan lembaga non bank. Pasar modal adalah salah satu alternatif pendanaan selain bank diartikan sebagai pasar yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana jangka menengah dan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki kelebihan dana. Husnan dan Pujiastuti (1993:1) menyatakan bahwa secara formal pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Pasar modal di satu pihak merupakan salah satu alternatif pembelanjaan bagi perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang, di pihak lain sebagai alternatif investasi bagi masyarakat (individu atau lembaga) yang mempunyai kelebihan dana. Melalui mekanisme kegiatan pasar modal dapat diharapkan dana yang ada di masyarakat dapat disalurkan untuk membiayai kegiatan yang bersifat produktif yang dilaksanakan oleh dunia usaha.
Pasar modal sebagai lembaga pendanaan mempunyai peranan yang cukup besar dalam mendukung proses pembangunan. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan pasar modal seperti halnya jumlah perusahaan yang memasyarakatkan saham atau instrumen lain di pasar modal, jumlah efek perusahaan yang ditawarkan, serta kegiatan transaksi jual beli instrumen efek pasar modal yang dilakukan. Secara umum syarat-syarat yang diperlukan agar pasar modal bisa berkembang antara lain; adanya ketersediaan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu baik informasi historis atau ramalan, adnya likuiditas yang menunjukkan kemampuan untuk membeli atau menjual sekuritas tertentu secara cepat dan pada harga yang terlampau berbeda dengan harga sebelumnya, dengan asumsi tidak ada informasi baru yang timbul, adanya efisiensi internal yang terjadi apabila biaya transaksi semakin rendah, adanya efisiensi eksternal yakni berkaitan dengan adaptasi harga saham.
     
Pengertian Bank
Pengertian bank yang terdapat dalam Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1992 adalah: “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup rakyat”. Perbankan di Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Bank menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Usaha yang dilakukan oleh Bank Umum meliputi UU RI No 7 tahun 1992 tentang perbankan, (1992: 11) : 
  • Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
  • Menerbitkan kredit.
  • Menerbitkan surat pengakuan hutang.
  • Membeli dan menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan  dan atas perintah nasabah.
Selain melakukan kegiatan tersebut diatas Bank Umum juga melakukan kegiatan dalam valuta
asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia juga melakukan kegiatan
penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha,
modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian, penyimpangan dan
masih banyak kegiatan lainnya. 
BPR mempunyai usaha-usaha seperti (UU RI 7 tahun 1992 tentaang perbankan, 1992:19-20) :
  • Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dana atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
  • Memberikan kredit. 
  • Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
  • Menetapkan dananya dalam bentuk SBI, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank.
  • Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina.
Untuk memajukan perkembangan yang sehat dari urusan kredit dan perbankan, maka Bank Indonesia melaksanakan pembinaan :
 Di bidang perbankan 
  • Memperluas, memperlancar, dan mengatur lalu lintas pembayaran giral, serta menyelenggarakan kliring antar bank.
  • Menetapkan ketentua-ketentuan umum tentang permodalan likuiditas bank.
  • Memberikan bimbingan kepada bank-bank guna penatalaksaan bank secara sehat.
  • Meminta laporan yang dianggap perlu dan mengadakan pemeriksaan segala aktivitas.
Di bidang perkreditan
  • Menyusun rencana kredit untuk suatu jangka waktu tertentu untuk diajukan kepada pemerintah meliputi dewan moneter.
  • Menetapkan tingkat dan struktur bunga.
  • Menetapkan pembatasan kualitatif dan kuantitatif atas pemberian kredit perbankan.

Fungsi Lembaga perbankan
Bank mempunyai fungsi dan peranan yang strategis, terutama dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan nasional.
Memperhatikan peranan tersebut, maka perbankan perlu mendapatkan pembinaan dan pengawasan yang efektif, agar   perbankan berfungsi secara efisien, sehat dan wajar, sehingga mampu untuk : 
  • Menghadapi persoalan.
  • Melindungi dana yang dititipkan masyarakat kepadanya.
  • Menyalurkan dana masyarakat dalam bentuk pemberian kredit ke bidang-bidang produktif bagi pencapaian sasaran pembangunan.

Pengertian Asuransi
Pengertian asuransi terdapat dalam Pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian, asuransi atau pertanggungan disefinisikan sebagai berikut:
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih, dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasrkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.


Pengertian dan arti penting laporan keuangan
Laporan keuangan bank pada umumnya terdiri atas neraca dan laporan rugi laba. Laporan keuangan bank, terutama bagi analisis ekstern merupakan sumber informasi penting untuk mengetahui dan menganalisa keadaan keuangan suatu bank.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat dipercaya dan mendukung dalam usaha untuk menganalisa tingkat kesehatan bank. Laporan keuangan pada pokoknya merupakan laporan pertanggungjawaban direksi dalam satu periode tertentu atau hasil usaha periode tertentu atau hasil usaha bank yang dipimpinnya. Oleh karena itu disini akan dikemukakan mengenai laporan keuangan, yaitu bahwa:
Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan / laba ditahan”  (Drs. S. Munawir, 1995: 5) :

Fungsi laporan keuangan 
  • Merumuskan, melaksanakan, dan mengadakan penilaian terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu.
  • Mengorganisasi dan mengkoordinasi kegiatan-kegiatan atau aktifitas dalam perusahaan.
  • Merencanakan dalam mengendalikan kegiatan atau aktifitas dalam perusahaan.
  • Mempelajari aspek, tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan.
  • Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
  • Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang menentukan dan mempercayakan pengelolaan dananya dalam perusahaan tersebut.
Kinerja Keuangan
Sebagai wujud yang dicapai perusahaan dalam periode waktu usaha, tidak lepas dari kinerja yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Apabila kinerja perusahaan bagus, akan menghasilkan prestasi yang bagus pula, begitu juga sebaliknya. Menurut menteri keuangan RI berdasarkan Keputusan No 740/KMK.00/1989, bahwa yang dimaksud dengan kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut (Singgih, 2001:1)
Untuk mengetahui prestasi yang dicapai oleh perusahaan perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Herfert (1999:68) mengemukakan bahwa dalam mengevaluasi/menilai kinerja perusahaan yang paling berkepentingan adalah pemilik perusahaan adalah investor, para manajer, kreditor, pemerintah dan masyarakat, dalam hal ini investor. Mereka akan menilai perusahaan dengan ukuran keuangan tertentu sesuai dengan tujuannya.
Pihak yang terikat dengan kegiatan sehari-hari perusahaan adalah manajemen perusahaan. Para manajer bertanggung jawab terhadap efisiensi dan efektifitas penggunaan dana dan sumber-sumber ekonomi lainnya dalam pengelolaan perusahaan yang tercermin dalam pertumbuhan laba dan deviden perusahaan, yang pada gilirannya akan nampak dalam kenaikan nilai perusahaan. Di sisi lain para kreditor dan pemberi pinjaman, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, berkepentingan dengan pembayaran bunga serta pengembalian pinjaman pokok yang mantap, baik tentang jumlah maupun waktu pembayaran. Kemampuan memenuhi kewajiban ini ditandai oleh aktiva yang dimiliki perusahaan sebagai jaminan atas investasinya serta jaminan terhadap resiko yang dihadapi oleh kreditor tersebut. Pihak pemerintah juga berkepentingan terhadap kinerja karena dapat dijadikan sebagai dasar untuk penetapan beban pajak, pembuatan berbagai kebijakan, regulasi, pemberian fasilitas terhadap kondisi ekonomi dan moneter negara. Begitu pula pihak lain seperti underwriter dan analis sekuritas karena bagi underwriter informasi kinerja perusahaan bisa digunakan dasar penetapan harga saham pada penawaran umum perdana (IPO), analis sekuritas memerlukannya guna pemberian masukan kepada para pelaku pasar modal.
Penilaian kinerja perusahaan dapat diketahui melalui perhitungan rasio finansial dari semua laporan keuangan perusahaan. Dalam hal ini Weston dan Copeland (1992) mengelompokkan dalam 35 rasio. Namun demikian, umumnya ukuran yang lazim dipakai dalam lima kategori utama : 
  • Rasio keuntungan, ditujukan untuk menilai seberapa bagus tingkat laba suatu perusahaan.
  • Rasio aktivitas, ditujukan untuk mengukur efisiensi dari kegiatan operasional perusahaan dan untuk mengungkapkan masalah-masalah yang selama ini tersembunyi.
  • Rasio leverage, ditujukan untuk mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan.
  • Rasio likuiditas, ditujukan untuk mengukur seberapa likuid perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam jangka pendek.
  • Rasio pertumbuhan, ditujukan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya dalam pertumbuhan ekonomi dan industri.

Variabel Pengukur Kinerja Bank dan Asuransi
Rasio pengukur kinerja dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan atas pengukur kinerja lembaga keuangan yang dimuat pada SK. Menteri Keuangan Nomor KEP. 792/MK/IV/12/1970 tentang Lembaga Keuangan yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 280/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989 tentang pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan selain bank, seperti pada penelitian Hadi Wahyono, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember. Rasio-rasio keuangan tersebut adalah :
  • Return On Asset (ROA) yaitu perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset, hal ini mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan.
  • Quick Ratio (QR), yaitu perbandingan antara alat liquid dengan hutang lancar. 
  • Debt Ratio (DR) , yaitu membandingkan total hutang dengan total harta. Hal ini menunjukkan kemampuan keseluruhan harta untuk menutup total hutang yang menjadi tanggungan perusahaan. 
  • Struktur Modal (SM), yaitu alat penilaian perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya dengan menggunakan modal sendiri. 
  • Equity Per Share (EQPS), yaitu perbandingan antara total ekuitas dengan jumlah lembar saham biasa dengan jumlah modal sendiri pada setiap lembar saham (equity per share). 
  • Return on Investment (ROI) , yaitu kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto. 
  • CAMEL, yang terdiri dari :
Capital (Permodalan)
Dalam penilaiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang meliputi : 
  • Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). 
  • Komposisi permodalan. 
  • Trend ke depan yaitu proyeksi KPMM. 
  • Perbandingan proyeksi produktif yang diklasifikasikan dengan modal. 
  • Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal dari laba yang ditahan. 
  • Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha. 
  • Akses kepada sumber permodalan. 
  • Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan.

Assets Quality (Kualitas Aktiva Produktif)
Dalam penilaiannya menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang meliputi komponen-komponen sebagai berikut : 
  • Perbandingan aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan total aktiva produktif. 
  • Perbandingan debitur inti di luar pihak terkait dengan total kredit. 
  • Perbandingan perkembangan aktiva produktif bermasalah/non performing asset dengan aktiva produktif.
  • Tingakat kecukupan pembentukan Penyisihan Penyusutan Aktiva Produktif (PPAP). 
  • Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif. 
  • Dokumentasi aktiva produktif. 
  • Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.

Management (Manajemen)
Dalam penilaiannya terdapat 3 faktor manajemen yang dinilai meliputi : 
  • Manajemen Umum. 
  • Penerapan sistem manajemen resiko. 
  • Kepatuhan terhadap kepatuhan (Bank Indonesia dan atau pihak lainnya)

Earning (Rentabilitas)
Faktor-faktor rentabilitas : 
  • Return On Assets (ROA).
  • Return On Equity (ROE). 
  • Net Interest Margin (NIM). 
  • Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO). 
  • Perkembangan laba operasional.
  • Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya.
  • Prospek laba operasional.

Liquidity (Likuiditas)
Dalam penilaiannya digunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif terhadap faktor-faktor likuiditas yang meliputi : 
  • Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan pasiva likuid kurang dari 1 bulan. 
  • 1-month matuary mismatch ratio. 
  • Loan to Deposit Ratio (LDR). 
  • Proyeksi Cash flow 3 bulan mendatang. 
  • Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti. 
  • Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities management atau ALMA). 
  • Kemampuan bank untuk masuk ke pasar uang, pasar modal atau mendapatkan sumber-sumber pendanan lainnya.
  • Stabilitas dana pihak ketiga (DPK).

Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang kinerja bank dan selain bank pernah dilakukan oleh :
Supardi (1995), dalam penelitian yang berjudul “Analisis Perbedaan Kinerja Perusahaan Bank dan LKBB di BEJ”, dianalisis perbedaan kinerja bank dan lembaga keuangan bukan bank dengan sampel penelitian 10 perusahaan bank dan 10 lembaga keuangan bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Persoalan yang dipertanyakan adalah apakah ada perusahaan yang bergerak di lembaga keuangan terutama yang go public dan listing di BEJ memiliki kinerja yang sama atau berbeda. Jika terjadi perbedaan apakah perbedaan itu signifikan. Dengan pendekatan analisis inferensial ( dengan uji beda rata-rata) diperoleh hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kinerja bank dan lembaga keuangan bukan bank ditinjau dari variable-variabel : struktur modal, jumlah kapitalisasi dana, volume usaha, nilai buku per lembar saham, laba per lembar saham dan rentabilitas aktiva.

Hadi Wahyono (2002), yang meneliti mengenai Komparasi Kinerja Bank dan Asuransi Yang Terdaftar di BEJ pada tahun 2000. Variabel-variabel yang digunakan yaitu Rentabilitas Ekonomi, Net Profit Margin(NPM), Debt Ratio, Struktur Modal, Earning Per Share dan Equity Per share. Tehnik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak sepuluh untuk masing-masing lembaga. Berdasarkan rasio-rasio keuangan dan uji hipotesis statistik dengan menggunakan t-test (two tail) pada tingkat signifikansi 95% terbukti bahwa Net Profit Margin, Debt Ratio, Struktur Modal,dan Earning Per Share bank lebih baik daripada asuransi, tetapi Rentabilitas Ekonomi dan Equity Per Share bank lebih jelek daripada asuransi.

Pengembangan hipotesis
Formulasi Hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah :
H1:  Kinerja keuangan bank lebih baik daripada asuransi
H2 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank dan asuransi

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaya Tunggal, 1995, Kamus Bisnis dan Manajemen, Rineka Cipta, Jakarta.

Bambang Riyanto, 1999, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.

Fred J Weston dan Thomas E. Copeland, 1992, Managerial Finance, Ninth Edition, The Dryden Press, Florida., Bumi Aksara, Jakarta.

Hadi Wahyono, 2002, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Universitas Jember.

Helfert, 1999, Teknik Analisis Keuangan, Erlangga, Jakarta.

Lembaran Negara Republik Indonesia, 1992, Undang-undang Republik Indonesia No 2  Tahun 1992, Jakarta.

                                                                   , 1992, Undang-undang Republik Indonesia No 7  Tahun 1992, Jakarta.

                                                                   , 1995, Undang-undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1995, Jakarta.

Martono, 2002, Bank & Lembaga Keuangan Lain, EKONISIA, Yogyakarta.

Munawir S, 1993, Analisa laporan keuangan, Edisi ke-4, Liberty, Yogyakarta

Ps Djarwanto dan Pangestu Subagyo, 1985, Statistik Induktif, edisi ketiga, Yogyakarta, BPFE.

Riyadi, Selamet, 2006, Banking Assets and Liability Management, edisi ketiga, FE UI, Jakarta.
Suad Husnan dan Enny Pujiastuti, 1993, Teori Portofolio dan Implikasinya terhadap Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta.

Santoso Singgih, 2006, Menguasai STATISTIK di Era Informasi dengan SPSS 14, Elex Media Komputindo, Gramedia, Jakarta.

Suad Husnan dan Enny Pujiastuti, 1994, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.


Tugas ini diberikan oleh Bapak Prihantoro

[ Read More ]

Posted by My College Blog - - 0 komentar

 KATA PENGANTAR


            ALHAMDULLILAH,  penulis mengucapkan syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga Tugas ini dapat terselesaikan.
            Penulis mencoba menyajikan tugas yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN TELEPON SELULER”. Tugas ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca tentang bagaimana perilaku konsumen terhadap pembelian telepon seluler merek tertentu.
            Pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung sehingga terselesaikannya tugas ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak sekali kekurangan, namun demikian penulis berharap kiranya masih dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pembaca, Amin.
                       
                                                                                    Bekasi, 16-10-2011                                  
  

BAB I
PENDAHULUAN


      A. Latar Belakang Masalah

Di era milinea ini perkembangan teknologi informasi semakin pesat, ini berdampak terhadap semakin tingginya persaingan untuk memperebutkan pangsa pasar pada dunia usaha saat ini. Perusahaan yang baik adalah yang harus memahami siapa konsumennya dan bagaimana mereka berperilaku terhadap produk yang di inginkan. Pemahaman perusahaan mengenai siapa konsumennya akan menuntun para pengusaha kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia usaha ke berbagai negara. Dunia teknologi informasi memang selalu menarik untuk selalu di perbincangkan, terutama yang berkaitan dengan telekomunikasi. Ini ditandai dengan perkembangan internet, kemudian disusul dengan teknologi telepon seluler (Handphone) yang begitu cepat dan canggih sehingga setiap orang tertarik untuk memiliki. Setiap orang tidak hanya memiliki suatu produk karena fungsinya dan model fisik semata tetapi juga rasa bangga dan pengakuan yang didapatkan dari memiliki produk-produk tersebut. Teknologi dalam telepon seluler (Handphone) merupakan salah satu daya tarik untuk menarik para konsumen untuk membeli. Desain atau model unik serta teknologi yang digunakan seperti kamera, bunyi panggilan serta fasilitas yang dapat berinternet merupakan daya tarik untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Seperti yang dilakukan oleh perusahaan telepon seluler NOKIA yang lebih unggul dalam hal desain/model dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya seperti MOTOROLA, ERICCSON (kemudian merger dengan SONY menjadi SONY ERICCSON), SAMSUNG  dan SIEMENS. Desain yang beda dan unik tetapi tidak lagi di monopoli oleh NOKIA tetapi perusahaan Korea Selatan SAMSUNG perusahaan ini sudah mulai memasuki pangsa pasar telepon seluler setelah perusahaan ini telah memasuki pangsa pasar komputer hingga mesin cuci. Desain SAMSUNG dikembangkan oleh peneliti-penelitinya dengan desain yang lebih canggih sehingga menghasilkan telepon seluler yang gaya dan lucu yang dikemas untuk golongan anak muda. Bahkan sekarang SAMSUNG mengembangkan desain ”generik” yang dapat menggambarkan identitas SAMSUNG sehingga konsumen sudah tahu ketika  melihat bahwa itu adalah produk  SAMSUNG.
Berikut lima merek kuasai 81,6% pasar ponsel di dunia :
“Lima vendor telepon seluler (ponsel) menguasai 81,6% volume penjualan ponsel di dunia selama kuartal ketiga (Juli-September) 2007 yang mencapai 289 juta unit. Laporan Gartner menyebutkan kelima vendor tersebut-Nokia, Samsung, Motorola, Sony Ericsson, LG- mampu mendongkrak volume penjualan mereka, sehingga secara signifikan juga meningkatkan pangsa pasar mereka."Meskipun sangat sedikit model atau seri ponsel yang diluncurkan selama Juli-September tahun ini, ternyata volume penjualannya jauh diatas perkiraan kami," ujar Carolina Milanesi, Direktur Riset untuk Peranti Bergerak Gartner, dalam laporan tersebut. Laporan Gartner itu juga menyebutkan dari lima vendor tersebut, hanya Motorola yang justru mencatat penurunan volume penjualan dan berakibat pada penurunan pangsa pasarnya. Selama Juli-September 2006, volume penjualan Motorola mencapai 52 juta unit dengan menguasai 20,7% pangsa pasar. Akan tetapi selama kuartal ketiga tahun ini volume penjualannya anjlok 27,3% menjadi 37,8 juta unit. Akibatnya, pangsa pasar Motorola juga ikut turun menjadi 13,1%. Penurunan penjualan itu tidak memengaruhi peringkat Motorola karena vendor itu masih bertengger di peringkat ketiga. Hanya saja, pangsa pasarnya tergerus oleh keempat pesaingnya di peringkat lima besar. Nokia misalnya, selain tetap bertengger di peringkat pertama, vendor asal Finlandia itu juga berhasil membukukan kenaikan pangsa pasar sebesar tiga pon dari 35,1% selama kuartal ketiga 2006 menjadi 38% selama kuartal ketiga tahun ini. Sementara itu pangsa pasar Samsung naik dua poin dibandingkan dengan kuartal ketiga 2006 sebesar 12,2%, sedangkan Sony Ericsson dan LG masing-masing berhasil mencatat kenaikan satu poin pangsa pasar. Laporan Gartner itu juga menyebutkan pasar ponsel dunia selama kuartal ketiga 2007 meningkat 15% dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun lalu yang hanya mencatat volume penjualan sebesar 251 juta unit. (Sumber: Bisnis Indonesia)”.
Cara meningkatkan telepon seluler salah satunya adalah promosi dengan menggunakan iklan, karena iklan dapat mempengaruhi peningkatan penjualan yang cukup besar dan juga dapat mengunakan cara dengan mengamati pola perilaku konsumen dan menarik konsumen atau memberikan kemudahan dan tawaran kepada konsumennya dengan membentuk suatu komunitas (dalam hal ini saya mengambil contoh NOKIA). Dimana dalam komunitas ini dijadikan senjata oleh NOKIA untuk meningkatkan penjualan produk NOKIA.
Dalam melakukan pemasaran, perusahaan harus dapat memperhatikan hal-hal penting sebagai berikut : Pertama, perusahaan harus mempelajari apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen karena ini merupakan hal yang sangat penting. Kedua, bagaimana perusahaan dapat mengomunikasikan produk kepada konsumen, sehingga konsumen mengetahui tentang produk tersebut.
Memahami perilaku konsumen harus selalu dilakukan sesuai dengan perkembangan teknologi informasi. Perusahaan dalam memasarkan produknya kepada konsumen menggunakan stimulus-stilmulus pemasaran seperti iklan dan sejenisnya seperti promosi, hubungan masyarakat, publisitas, penjualan pribadi dan pemasaran langsung. Iklan merupakan bagian dari promotion mix karena iklan hidup dalam kehidupan kita sehari-hari. Iklan memiliki kekuatan yang cukup besar dalam mempengaruhi kegiatan promosi, salah satunya adalah produk-produk yang laku di pasaran adalah yang memiliki kemasan yang cukup menarik, slogannya mudah di ingat, model iklannya pun terkenal, dan lain-lainnya.


Rumusan Masalah
Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli telepon seluler dengan memilih merek tertentu ?
Apakah iklan yang menggunakan media surat kabar dan majalah efektif untuk mengubah perilaku konsumen dalam pembelian telepon seluler? 


Tujuan
Tujuan dari inti masalah diatas adalah :
Untuk mangkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumem dalam pembelian telepon seluler.

Kegunaan dalam penelitian ini adalah :

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan ke ilmuan tentang media khususnya tentang iklan media cetak dan perilaku konsumen. 


      BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku Konsumen
Menurut Laoudon dan Bitta (1998) perilaku konsumen adalah suatu proses pengambilan keputusan dan kegiatan individu secara fisik dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mendapatkan barang dan jasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen :
Faktor eksternal meliputi :
Keluarga
Keluarga terdiri dari keluarga inti ditambah dengan orang-orang yang mempunyai ikatan saudara dengan keluarga tersebut, seperti kakek, nenek, paman, bibi, dan menantu.
Kelas Sosial
Pengertian kelas sosial menurut Kotler (1993:225) adalah : “Bagian yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarki dan yang keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan prilaku yang sama” Lapisan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu, tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Alasan yang digunakan bagi tiap-tiap masyarakat berbeda-beda, ada yang berdasarkan pada keturunan, kepandaian, kekayaan dan lain-lain.
Kebudayaan
Kebudayaan menurut Kotler ( 1990: 179) adalah : “Faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.” Mempelajari perilaku konsumen sama artinya dengan mempelajari perilaku manusia, sehingga perilaku konsumen dapat juga ditentukan oleh kebudayaan, yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam memilih bermacam-macam produk di pasar.
Kelompok Referensi
Kelompok referensi menurut Kotler dan Armstrong (1997:161) adalah : “Kelompok -kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung pada sikap dan prilaku seseorang.” Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera. Oleh karena itu konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik prilaku fisik maupun mentalnya. Yang termasuk kelompok referensi ini antara lain; serikat buruh, team olahraga, perkumpulan agama, kesenian dan lain sebagainya.
Faktor internal meliputi :

Motivasi
Motivasi menurut Schiffman dan Kanuk (1 991 : 184) adalah : "The driving force within individual that impuls then to action" Yang artinya : kekuatan penggerak yang menyebabkan atau memaksa seseorang untuk bertindak atau melakukan kegiatan. Kekuatan penggerak tersebut diakibatkan oleh rasa ketegangan yang merupakan hasil dari akibat tidak terpenuhinya kebutuhan. Setiap manusia secara pribadi baik secara sadar maupun tidak sadar akan berusaha untuk mengurangi rasa ketegangan melalui tingkah laku mereka dalam memenuhi kebutuhannya dan sekaligus untuk mengurangi rasa ketegangan mereka. Seseorang akan mencoba memuaskan kebutuhan yang pertama seperti makan, minum dan tempat tinggal Apabila kebutuhan yang pertama sudah terpenuhi, barulah ia akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang lain .
Hirarki- kebutuhan menurut Abraham Maslow yang dikutip oleh Kotler (1993:43-56), adalah sebagai berikut :
Kebutuhan fisiologis, misalnya; makan, minum, tempat tinggal dan sebagainya.
Kebutuhan akan keselamatan, misahya; perlindungan dari bahaya, ancaman, perasaan aman dan lain sebagainya.
Kebutuhan sosial, misalnya; perasaan menjadi anggota lingkungan, cinta kekeluargaan, kesenangan, pengakuan orang lain atau kelompok.
Kebutuhan akan penghargaan, misalnya; harga diri, status dan reputasi.

Persepsi
Persepsi menurut Kotler (1993:240) adalah : “Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini”.
Faktor utama dalam persepsi yaitu:
Stimulus faktor, faktor yang merupakan sifat fisik suatu obyek seperti ukuran, warna dan ketajaman.
Individual faktor,  faktor yang merupakan sifat-sifat individual yang tidak hanya meliputi proses, tetapi juga pengalaman diwaktu yang lampau pada hal yang sama. Dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap produk dapat berbeda dengan persepsi orang lain.

Sikap
Sikap menurut Kotler dan Armstrong (1997:173) adalah : “Evaluasi, peranan dan kecenderungan seseorang yang konsisten menyukai atau suatu objek atau gagasan”. Sikap konsumen berdasarkan pada pandangan terhadap proses belajar baik dari pengalaman ataupun orang lain. Sikap setiap orang berbeda-beda menurut bagaimana cara seseorang memandang atau menilai sesuatu dan diharapkan bahwa sikap seseorang dapat menentukan prilaku dari orang tersebut dan dari sikap seseorang juga diharapkan dapat mengetahui cara berpikir seseorang yang dipengaruhi tingkat pmdidikannya.
Sikap menurut Winardi (I 991 : 135) adalah : “Suatu keadaan mudah terpengaruh yang dipelajari untuk bereaksi dengan cara yang positif atau positif secara konsisten sehubungan dengan obyek tertentu”. Secara umum sikap dibentuk oleh informasi yang diperoleh seseorang melalui pengalaman masa lalu dan hubungan dengan kelompok acuan mereka (keluarga dan kelas sosial).
 

Gaya Hidup
Gaya hidup menurut Kotler dan Armstrong (1997:163) adalah : “Pola kehidupanseseorang sebagaimana tercermin dalam aktivitas, minat dan opininya”. Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial yang sama bisa saja memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup melukiskan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungannya, serta keseluruhan pola perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Kepribadian
Kepribadian menurut Swastha dan Handoko (1997:170) adalah : “Karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang respomya terhadap lingkungan yang relatif konsisten “. Kepribadian seseorang dapat dikatakan sama seperti percaya diri, menghargai sesama, bersifat sosial, berjiwa romantis dan sebagainya.


Belajar
Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu. Menurut Swastha dan Handoko (1 987:84) definisi belajar adalah : “Belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai basil akibat adanya pengalaman perubahan-perubahan perilaku tersebut, bersifat tetap atau permanen dan bersifat iebih fleksibel.
 
Tipe – Tipe Perilaku Pembelian :
Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, sebagai berikut :
Pengalokasian budget (Budget Allocation) 
Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
Membeli produk atau tidak (Product Purchase or Not)
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.
Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk (Store Patronage)
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.

Keputusan atas merek dan gaya (Brand and Style Decision) 
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.
Pengertian Kepuasan Konsumen
Swan,et at. (1980) dalam bukunya Fandy Tjiptono, 2004 mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan / pemakaiannya. Menurut Philip Kotler (2000) dalam Principle of Marketing mengatakan bahwa Kepuasan Konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya.


Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal, karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal, Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .

Perilaku Tentang Konsumen
Contoh : Pengaruh revolusi digital pada perilaku konsumen
Digital revolution adalah perubahan secara besar-besaran dalam penggunaan alat-alat digital. Digital revolution yang dimaksud disini adalah penggunaan teknologi canggih pada pemasaran.
Pengaruh didgital revolution telah menimbulkan perubahan yang drastic terhadap lingkungan bisnis, hal ini dapat dilihat sebagai berikut :
Konsumen lebih memiliki kekuatan dibandingkan sebelumnya.
Konsumen memiliki akses untuk mendapakan informasi yang lebih dibandingkan  sebelumnya.
Para marketer dapat menawarkan produk dan jasa yang lebih dibandingkan sebelumnya.
Pertukaran antara marketer dan konsumen akan lebih interaktif dan spontan.
Marketer dapat mengumpulkan lebih banyak informasi tentang konsumen dengan cepat dan mudah.


Perilaku konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang. 


Dua wujud konsumen :
Personal Consumer, konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
Organizational Consumer,  konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.


Production concept
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah.
Product concept
Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.
Selling concept
Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk diproduksi.
Marketing concept
Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian memproduksi produk yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing concept.
Market segmentation
Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.
Market targeting
Memilih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.
Positioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalam pikiran konsumen.
Kepuasan pelanggan adalah persepsi individu dari performa produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan.
Mempertahankan konsumen adalah bagaimana mempertahankan supaya konsumen tetap loyal dengan satu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, hamper dalam semua situasi bisnis, lebih mahal untuk mencari pelanggan baru dibandingkan mempertahankan yang sudah ada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian telepon seluler merek tertentu.
Berdasarkan pada penelitian yang telah diteliti oleh si peneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian terdiri faktor-faktor :
Iklan
Iklan adalah pesan yang ingin di sampaikan oleh perusahaan kepada konsumen. Tujuan dari iklan adalah memperkenalkan suatu produk yang dikeluarkan oleh perusahaan dan menaikkan tingkat penjualan suatu produk . Iklan merupakan alat komunikasi yang efektif dimana produsen mengirim pesan melalui iklan dengan menggunakan media sebagai saluran komunikasi kepada konsumen. Produsen akan menerima kembali pesan dari konsumen atau proses umpan balik apabila melakukan suatu tindakan berupa membeli produk yang diiklankan, ini berarti pesan yang disampaikan melalui iklan dapat dimengerti atau dapat diterima oleh konsumen. Jika pesan yang disampaikan melalui iklan tidak dimengerti oleh konsumen maka tidak akan terjadi suatu tindakan pembelian. Iklan dirancang untuk memenuhi atau mencapai sasaran tertentu, walaupun tujuan akhir adalah keputusan pembelian oleh konsumen. Sasaran iklan bisa ditentukan berdasarkan klasifikasi apakah tujuan iklan bermaksud menginformasikan, membujuk atau hanya mengingatkan saja. Dari empat penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran yang menggunakan metode statistik, tiga penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan antara terpaan iklan dengan timbulnya rangsangan minat membeli, keinginan untuk mencoba, mengganti atau memiliki suatu produk. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat mempengaruhi iklan secara signifikan terhadap perilaku pembelian dengan menggunakan uji statitik regresi logistik. Ini berarti pesan yang disampaikan melalui iklan dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
Bagi produsen kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang pontesial untuk dipengaruhi oleh pesan-pesan, alasannya karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja, dimana mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut ikutan teman, tidak tealistis dan cenderung menggunakan uangnya. Sifat-sifat inilah dimanfaatkan oleh sebagian produsen dengan membuat iklan yang dapat membujuk seperti dengan teori jarum suntik dimana konsumen disuntik seperti obat yang masuk langsung  ke badan manusia. Konsumen disuntik dengan pesan-pesan yang begitu menggoda sehingga dapat terbujuk oleh pesan tersebut sehingga dapat melakukan tindakan pembelian.
Iklan mempunyai kekuatan yang sangat besar pengaruhnya untuk mempengaruhi perilaku konsumen, karena hampir tidak ada konsumen yang  mengabaikan iklan sebelum melakukan proses keputusan untuk membeli produk.  Banyak ilmuwan menyatakan bahwa strategi iklan untuk membujuk konsumen adalah melalui pencitraan-pencitraan. Iklan dalam masyarakat modern memang semakin kurang memberikan informasi mengenai suatu produk, dan mengkomunikasikan kegunaan simbolik dari suatu produk, selain itu iklan juga menggunakan tulisan dan lebih banyak mengunakan peragaan dana gambar. Citra produk yang ditampilkan oleh iklan bisa berbeda-beda, tergantung dari segmen pasar yang menjadi sasaran.  


Toko
Toko adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku untuk membeli suatu produk dengan berbagai macam merek. Memilih toko untuk mencari informasi tentang suatu produk ataupun melakukan transaksi pembelian merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh konsumen karena toko menyediakan berbagai jenis merek dari suatu poduk.
Pilihan toko untuk mencari informasi suatu produk adalah proses yang kompleks karena terdiri dari beberapa faktor seperti kriteria evaluasi, karakteristik toko yang dirasakan, proses perbandingan dan toko yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Keputusan terhadap toko pada dasarnya sama seperti keputusan tentang produk atau merek.
Proses pemilihan toko merupakan fungsi dari karakteristik konsumen. Karakteristik konsumen adalah mengevaluasi serta memilah-milah atau membandingkan-bandingkan karakteristik toko yang dirasakan dengan kriteria evaluasi dari konsumen seperti :
Lokasi, yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal konsumen, dan suatu tempat yang strategis yang dilalui kendaraan umum.
Sifat dan kualitas keragaman, merupakan hal penting dimana toko menyediakan berbagai macam model dari berbagai merek yang tersedia.
Harga, merupakan  variabel yang penuh resiko untuk dijadikan dasar dari suatu produk karena harga suatu produk pastilah berbeda-beda antara toko satu dengan yang lain.
Personel penjualan yang berpengetahuan banyak dan bersedia membantu dinilai sebagai pertimbangan penting dalam pemilihan suatu tempat perbelanjaan.
Pelayanan yang diberikan seperti kemudahan pengembalian barang atau garansi produk, sistem pembayaran baik itu tunai, kredit atau penggunaan kartu kredit yang merupakan pertimbangan yang mempengaruhi citra toko.
Suasana fisik toko, seperti : penerangan, suasana ruangan yang sejuk, toilet dan ruang pamer adalah faktor-faktor yang penting dalam pilihan toko. 
Dari suatu penelitian diketahui bahwa 40% konsumen  melakukan pembelian produk karena dipengaruhi oleh kriteria evaluasi dari konsumen ini.    
Berdasarkan pengamatan di lapangan lokasi toko merupakan daya tarik konsumen untuk mencari informasi sekaligus membeli telepon seluler, lokasi yang stategis yang terletak di tengah kota dan dilalui oleh kendaraan umum lebih banyak dikunjung oleh konsumen baik untuk mencari informasi dibanding di daerah pinggiran yang tidak dilalui oleh kendaraan umum.
Perilaku konsumen dalam membeli produk telepon seluler sebagai bagian yang penting dari kehidupan konsumen karena telepon seluler saat ini sudah merupakan suatu kebutuhan manusia. Dari hasil penelitian di dapatkan hasil bahwa sebesar 95% mengatakan bahwa telepon seluler sudah merupakan suatu kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang lain sedangkan 38.5% responden mengatakan bahwa sebagai suatu kebutuhan juga sebagai suatu gaya hidup.
Produk menurut kotler (1995) adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli melalui strategi pemasaran.
Pemberian merek telah menjadi suatu sangat penting dalam strategi produk. Walaupun pengembangan sebuah merek memerlukan sejumlah besar investasi pemasaran jangka panjang, terutama untuk periklanan, promosi penjualan dan pengemasan.
Nama merek yang kuat mempunyai frencaiz konsumen, yaitu nama merek yang memiliki kesetian konsumen yang kuat. Terdapat sejumlah pelanggan yang cukup menghendaki merek-merek ini dan menolak merek pengganti, kalaupun barang pengganti itu ditawarkan dengan merek pengganti. Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang tak ternilai, karena merek mempunyai peran bagi perusahaan yang memasarkannya. Merek juga mempunyai peran strategis yang penting dengan menjadi pembeda antara produk-produk yang ditawarkan suatu  perusahaan dengan merek saingannya. Citra merek yang kuat memungkinkan perusahaan  meraih kepercayaaan langsung baik dari konsumen maupun dari para pengecer dan pedagang perantara. Hal yang penting dan paling baik yang dapat dikatakan seseorang tentang merek adalah ”inilah merek kesukaan saya”. Hal ini menunjukkan arti yang lebih dari sekedar mereka menyukai kemasannya tetapi secara tidak langsung mereka menyukai semua seperti perusahaan, citra, nilai, kualitas dan sebagainya.

Tujuan utama dari iklan adalah menyebarkan informasi atau memperkenalkan produk yang ditawarkan oleh perusahaan telepon seluler kepada konsumen dengan tujuan agar konsumen dapat memilih atau menilai tentang produk yang ditawarkan. Dan salah satu media yang efektif dalam memberikan atau memperkenalkan produk dengan menggunakan media cetak baik itu melalui surat kabar maupun majalah. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh iklan media cetak untuk mempengaruhi perilaku konsumen menghasilkan pengaruh yang signifikan. Ini berarti bahwa iklan media cetak efektif untuk mempengaruhi perilaku pembelian telepon seluler. Seperti pengukuran evaluasi dampak iklan untuk mengetahui efektifitas iklan. Kemampuan iklan media cetak dinilai efektif dan ekonomis dalam memberikan atau memperkenalkan produk kepada konsumen baik itu surat kabar dan majalah dibandingkan dengan media massa lainnya. Media cetak adalah media komunikasi massa yang paling fleksibel. Dimana sirkulasi media cetak yang dapat menjangkau daerah sekitar perkotaan sampai pedesaan. Media cetak merupakan menjadi barang yang sangat penting bagi masyarakat, karena audiens atau pembaca surat kabar umumnya memandang bahwa surat kabar memuat hal-hal yang aktual yang perlu segera diketahui oleh khalayak sehingga mereka akan selalu berusaha untuk membacanya. Sedangkan nilai ekonomis dengan menggunakan  media cetak dibandingkan dengan media elektronik. Suatu iklan media cetak sangat tergantung pada jangkauan dari media cetak yang ingin kita pakai serta karakteristik khalayak sasarannya.

BAB III

      PENUTUP

     A. Kesimpulan

Perilaku konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka.
Berdasarkan pada pembahasan bab-bab diatas dapat juga ditarik kesimpulan sebagai berikut :             

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seperti iklan, toko, media cetak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku konsumen, ini berarti pesan yang disampaikan oleh iklan, informasi yang diberikan oleh tenaga penjual serta berita yang disampaikan oleh media cetak dapat diterima atau mempengaruhi perilaku untuk melakukan tindakan pembelian. Sedangkan penjualan langsung dan orang lain tidak berpengaruh secara signifikan. Faktor iklan, toko, dan media cetak adalah promosi yang efektif untuk memperkenalkan produk telepon seluler sedangkan penjualan langsung dan orang lain tidak cocok digunakan untuk melakukan promosi produk telepon seluler kepada konsumen.

  • Iklan yang efektif tidak hanya diukur dengan tingkat penjualan suatu produk tetapi  bagaimana pesan yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh konsumen. Media cetak efektif dalam memberikan pesan yang diberikan oleh iklan karena mempunyai jangkauan yang luas serta mempunyai nilai ekonomis sehingga banyak pengecer atau toko membuat iklan di media cetak terutama media cetak lokal dibandingkan media cetak Nasional.

 
      B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat di simpulkan bahwa :
Promosi melalui iklan dalam menggunakan media cetak harus terus dipertahankan dan frekuensi iklan harus ditingkatkan, begitu juga dengan promosi melalui toko harus ditingkatkan baik pelayanan serta suasana di dalam toko. Perusahaan harus terus memperkenalkan merek dagangnya dengan meningkatkan mutu produknya serta menciptakan desain/model yang menarik untuk menarik perhatian konsumen dan menetapkan harga sesuai dengan target pasarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A.S. 1990. Manusia dan Informasi. Hasanuddin University Pers. Ujung Pandang.

Bulaeng, Andi. 2004. Teori Manajemen Riset Komunikasi. Narendra, Jakarta.

-------------------. 2000. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Pusat Penerbit Universitas Terbuka. Jakarta.

Craven, David W. 1996. Perusahaanan Strategis. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Professional books, Jakarta.

Engel, James F et al. 1995. Perilaku Konsumen. Binarupa Aksara. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2001.  Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Penerbit. Universitas Dipenogoro. Semarang.

Hartono, Jogiyanto. 2003.  Sistem Teknologi Informasi. Penerbit AND Yogyakarta. Yogyakarta.

Jefkins, Fank. 1997. Periklanan. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kasali, Rhenald. 1995. Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta.

Kotler, Philip and Gari Amstrong. 1995. Dasar-dasar Perusahaan. Intermedia. Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif. Percetakan AMP YKPN. Yogyakarta.

Littlejohn, Stephen W. 1996. Theoris of Human Communication. Publishing : Company, Belmon California.

Mcquail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa. Penerbit Erlangga.

Nasir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Peter, J. Paul and Jerry C.Olson. 2000. Consumen Behavior : Perilaku Konsumen dan Strategi Perusahaanan. Jilid 1,2. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Perusahaanan. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Rewaldt, dkk. 1991. Stategi Promosi Pemasaran. Rineka Cipta. Jakarta

Rogers, Everett, M. 1986. Communication Technologi: The New Media In Society. Pree Press, A Division of Macmilan, Inc. Canada.

Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.

Stanton, William J. 1984. Prinsip Perusahaanan. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Susanto, Astrid S. 1982. Komunikasi Kontemporer. Penerbit Binacipta. Bandung.

Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Perusahaanan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sudjana. 1995. Metode Statiska. Tarsito. Bandung.

Sutherland, Max and Alice K. Sylvester. 2004. Advertising and the Mind of the Conrumer : Iklan yang berhasil, yang gagal dan penyebabnya. Penerbit PPM. Jakarta.

Tjiptono, Fandi. 1999.  Strategi Perusahaanan. Andi Offset. Yogyakarta.

Uchana, Onong. 1984. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Remaja Karja. Bandung

Winardi. 1989. Aspek-aspek Bauran Pemasaran (Marketing Mix). Mandar Maju. Bandung.







[ Read More ]