Disusun
oleh : Rizki Susan Sulistyaningrum
16209366
3 EA13
KATA
PENGANTAR
ALHAMDULLILAH, penulis mengucapkan syukur atas kehadirat Allah SWT
karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga Tugas ini dapat terselesaikan.
Penulis mencoba menyajikan tugas yang berjudul “SUMBERDAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN”. Tugas ini bertujuan untuk
menambah wawasan kepada pembaca.
Pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung sehingga terselesaikannya tugas ini. Akhir kata, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih banyak sekali kekurangan, namun demikian penulis
berharap kiranya masih dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pembaca, Amin.
Bekasi, 11-11-2011
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sumberdaya
ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu
sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang
dapat memberikan manfaat (benefit)
serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana
menganalisis sumber daya konsumen
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk
mengetahui bagaimana Peranan Sumberdaya Konsumen dan pengetahuan terhadap
individu dan anggota masyarakat lainnya.
1.4 Manfaat Penelitian
Untuk memperdalam
ilmu pengetahuan dan wawasan dan dapat memberi gambaran tentang sumberdaya
ekonomi,
BAB II
PEMBAHASAN
a. Sumberdaya
Ekonomi
Potensi
sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya
dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki
baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural
resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat
memberikan manfaat (benefit) serta
dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat
ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada
sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan energi sinar matahari, panas bumi,
atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan
manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui.
Sumberdaya
alam yang tidak dapat diperbarui (non-renewable
or exhaustible resources). Jenis sumberdaya ini pada dasarnya meliputi
sumberdaya alam yang mensuplai energi seperti minyak, gas alam, uranium,
batubara serta mineral yang non energi seperti misalnya : tembaga,
nikel,aluminium,dll.
Sumberdaya
alam jenis ini adalah sumberdaya alam dalam jumlah yang tetap berupa deposit
mineral (mineral deposits) diberbagai
tempat dimuka bumi. Sumberdaya alam jenis ini bisa habis baik karena sifatnya
yang tidak bisa diganti oleh proses alam maupun karena proses penggantian
alamiahnya berjalan lebih lamban dari jumlah pemanfaatannya.
sumberdaya
alam yang potensial untuk diperbarui (potentially
renewable resources). Kategori sumberdaya alam ini tergolong sumberdaya
alam yang bisa habis dalam jangka pendek jika digunakan dan dicemari secara
cepat, namun demikian lambat laun akan dapat diganti melalui proses alamiah
misalnya ; pohon-pohon di hutan, rumput di padang rumput, deposit air tanah,
udara segar dan lain-lain. Sumberdaya alam ini keberadaannya harus dimanfaatkan
seoptimal mungkin dalam kerangka untuk mendorong, mempercepat dan menunjang
proses pembangunan wilayah (daerah). Namun demikian penting untuk diperhatikan
aspek ketersediaan termasuk daya dukungnya terhadap mobilitas pembangunan
daerah, karena apabila sumberdaya alam dengan 3 kategori ini dimanfaatkan
dengan tidak bijaksana dan arif maka sudah barang tentu stagnasi dan kemunduran
dinamika pembangunan ekonomi wilayah akan semakin cepat menjelma atau merupakan
sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Disamping komponen sumberdaya alam, pada
saat ini peranan sumberdaya manusia (human
resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi termasuk pembangunan
ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan. Faktor sumberdaya manusia ini
telah menghadirkan suatu proses pemikiran baru dalam telaah teori-teori
pembangunan ekonomi, yang menempatkan sumberdaya manusia sebagai poros utama
pembangunan ekonomi baik dalam skala global, nasional maupun daerah. Strategi
pembangunan ekonomi yang berbasis pada pengembangan sumberdaya manusia (human resources development) dianggap
sangat relevan dan cocok dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi
terutama di negara-negara berkembang sejak era 80-an.
Strategi
pembangunan ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang pakar perencanaan
pembangunan ekonomi berkebangsaan Pakistan yang bernama Mahbub Ul Haq yang pada
saat itu menjadi konsultan Utama United Nation Development Programme (UNDP).
Mahbub Ul Haq berpendapat bahwa “pengembangan sumberdaya manusia harus
dijadikan landasan utama dalam kebijakan pembangunan ekonomi di negara-negara
sedang berkembang, dan hal ini dianggap penting mengingat ketertinggalan
negara-negara berkembang terhadap negara-negara industri maju dalam tingkat
kesejahteraan ekonomi seperti kualitas dan standar hidup hanya akan dapat
diperkecil manakala terjadi peningkatan yang sangat signifikan dalam
pengembangan kualitas sumberdaya manusia”.Dari pola pemikiran seperti diatas
maka takaran peranan sumberdaya manusia dalam proses pembangunan ekonomi dalam
konteks untuk mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi pada dasarnya harus
dilihat dari aspek peningkatan kualitasnya. Dengan kualitas sumberdaya manusia
yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi
sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Bagi kebayakan
negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah tergolong lebih maju,
produktivitas sumberdaya manusia secara teknis telah dijadikan sebagai
instrumen terpenting untuk mempertahankan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi,
sekaligus dalam upaya untuk memperkuat basis struktural perekonomiannya. Dalam
era globalisasi, kualitas sumberdaya manusia yang handal akan sangat membantu
suatu negara untuk memenangkan kompetisi atau persaingan dalam perekonomian
global sekaligus dapat menjaga eksistensi negara tersebut dalam percaturan dan
dinamika perekonomian dunia yang semakin kompetitif.
Peranan
Sumberdaya Ekonomi Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
Keterbatasan
dalam kepemilikan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang berkulitas dapat
menimbulkan kemunduran yang sangat berarti dalam dinamika pembangunan ekonomi
daerah. Konsekuensi lain yang ditimbulkan sebagai akibat terbatasnya kapasitas
dan kapabilitas sumberdaya ekonomi yang dimiliki daerah adalah ketidakleluasaan
daerah yang bersangkutan untuk mengarahkan program dan kegiatan pembangunan
ekonominya, dan situasi ini menyebabkan munculnya pula disparitas pembangunan
ekonomi wilayah. Kondisi ini tampaknya menjadi tak terhindarkan terutama bila
dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah dewasa ini.Dalam telaah teoritis,
dengan sangat tepat Hadi dan Anwar (1996) yang banyak menganalisis tentang
dinamika ketimpangan dan pembangunan ekonomi antar wilayah mengungkapkan bahwa
salah satu penyebab munculnya ketimpangan pembangunan ekonomi antar wilayah di
Indonesia adalah adanya perbedaan dalam karakteristik limpahan sumberdaya alam
(resources endowment) dan sumberdaya manusia (human resources) disamping
beberapa faktor lain yang juga sangat krusial seperti perbedaan demografi,
perbedaan potensi lokasi, perbedaan aspek aksesibilitas dan kekuasaan (power)
dalam pengambilan keputusan serta perbedaan aspek potensi pasar.
b. Sumberdaya Sementara
Sumber
daya ini bersifat sementara. Dengan memahami perilaku konsumen akan
keterbatasan sumber waktu dan uang.
c. Sumberdaya
Kognitif
Sumberdaya
yang memiliki kemampuan untuk merepresentasikan dunia dan melakukan operasi
logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini mempersepsi
lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh
cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental.
Menurut
Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk
mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks
bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat
periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan
dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan :
- Sub-tahapan
skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan
berhubungan terutama dengan refleks.
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai
empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat
sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara
penglihatan dan pemaknaan.
- Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia
sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat
objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat
dari sudut berbeda (permanensi objek).
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas
sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara
baru untuk mencapai tujuan.
- Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan
tahapan awal kreatifitas.
Tahapan praoperasional
Tahapan ini
merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan,
Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara
kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam
teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap
objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara
logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan
merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih
bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang
lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti
mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan
semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut
Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul
antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan
keterampilan bahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan
kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif
bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu,
mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut
berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari
orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami
perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat
imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun
memiliki perasaan.
Tahapan operasional konkrit
Tahapan ini
adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai
duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai.
Proses-proses penting selama tahapan ini adalah :
- Pengurutan -
kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari
benda yang paling besar ke yang paling kecil.
- Klasifikasi
- kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut
tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa
serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian
tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme(anggapan
bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
- Konservasi -
memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak
berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda
tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya
sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya
berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
- Penghilangan
sifat Egosentrisme - kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang
lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai
contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam
kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke
dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi
konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di
dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam
laci oleh Ujang.
Tahapan operasional formal
Tahap
operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori
Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas)
dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya
kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik
kesimpulan dari informasi yang tersedia.
Informasi
umum mengenai tahapan-tahapan. Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Walau
tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu
sama.
- Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
- Universal (tidak terkait budaya).
- Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri
seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan.
- Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis.
-
Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari
tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
-
Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan
hanya perbedaan kuantitatif.
Proses perkembangan
Seorang
individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan lingkungan. Dengan
berinteraksi tersebut, seseorang akan memperoleh skema. Skema berupa kategori
pengetahuan yang membantu dalam menginterpretasi dan memahami dunia. Skema juga
menggambarkan tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam
memahami atau mengetahui sesuatu.
Asimilasi
adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses
ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman
atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada
sebelumnya. Dalam contoh di atas, melihat burung kenari dan memberinya label
“burung” adalah contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung si anak.
Akomodasi
adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian
skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah
ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama
sekali. Dalam contoh di atas, melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang
burung sebelum memberinya label “burung” adalah contoh mengakomodasi binatang
itu pada skema burung si anak.
Melalui
kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan
berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses
penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai
keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya
dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan
seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian
di atas.
Dengan
demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari
luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi
pengetahuannya.
d. Pengetahuan Organisasi
Pengetahuan organisasi ini dimaksudkan untuk
mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir informasi. Istilah pengetahuan
organisasi ini dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir
informasi dan mempromosikan manajemen pengetahuan.
e. Pengetahuan Konsumen akan
Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Pengetahuan Konsumen
adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk,
serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai konsumen.
- Pengetahuan Produk adalah kumpulan berbagai macam
informasi mengenai produk.
- Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek,
terminologi produk, atribut atau fitur merek produk, harga produk dan
kepercayaan mengenai produk.
Jenis
Pengetahuan Produk
(1)
Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produ.
(2)
Pengetahuan tentang manfaat produk.
(3)
Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen.
Contoh kasus
: Seorang Konsumen mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan karena mengetahui
manfaat produk tsb bagi kesehatan tubuhnya. Manfaat yg dirasakan konsumen
setelah mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan adalah memperlancar BAB.
*Inilah yang
disebut sebagai pengetahuan tentang manfaat produk
Dua Jenis
Manfaat
(1) Manfaat
Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologis.
(2) Manfaat
Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan
konsumen setelah mengkonsumsi suatu
produk.
BAB 3
KESIMPULAN
*Kualitas
sumberdaya manusia yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan
produktivitas ekonomi sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan
ekonomi Seorang Konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada
karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut.
*Setiap
konsumen mungkin memiliki kemampuan yg berbeda dalam menyebutkan
karakteristik/atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan perbedaan
pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan
mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yg lebih banyak akan memudahkan
konsumen dalam memilih produk yg akan dibelinya.
DAFTAR
PUSTAKA
www.google.co.id