• RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Thumbnail Recent Post

Recent Comments

Posted by My College Blog - - 0 komentar


    Pada suatu hari hidup seorang wanita di sebuah desa.  Dia bernama Lativa. Dia hidup sebatang kara setelah ditinggalkan oleh kedua orangtuanya yng entah kemana. Sejak kecil Latina tidak mengetahui keberadaan orangtuanya dimana. Dahulu Ia tinggal bersama neneknya, namun neneknya sudah lebih dahulu meninggalkan Latina. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Lativa harus bekerja keras memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Latina selalu berusaha dan tidak pernah kenal waktu. Latina harus memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan harus membiayai sekolahnya demi cita-cita yang Ia inginkan. Dia wanita hebat yang tak kenal lelah. Dia selalu tabah menghadapi hidupnya , hingga sering kali merasakan hal-hal yang menyakitkan ketika harus berjualan disekolahnya.
Sering kali temannya berkata, “Hei Tina (begitu nama panggilannya) disini bukan tempat berjualan,, kalau ingin berjualnan diluar sana”
Tetapi Latina hanya diam dan tersenyum lalu pergi meninggalkan temannya. Tetapi temannya-temannya mengikuti Latina berjalan, mereka mengejar Latina dan menghentikan langkah  Latina dan berkata, “Hei penjual kue harusnya kamu tidak ada disekolah ini.”
Latina menjawab, “saya hanya menuntut ilmu disini tidak mengganggumu, untuk apa kau menggangguku?”
Teman-temannya berkata, “aku tidak suka melihat kamu disini anak desa.”
Latina diam dan matanya mulai berkaca-kaca, lalu bergegas untuk pergi.
Hari sudah mulai sore Latina harus bergegas untuk pulang dan menyiapkan keperluan untuk berjualannya. Kemudian Ia harus belajar untuk sekolahnya, namun Latina tidak pernah mengeluh dalam menjalani hidupnya.

    Latina bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan segala keperluan yang harus dijualnya. Kali ini Ia harus menitipkan jualannya di warung-warung karena Ia tahu sudah akan melakukan pembayaran sekolahnya. Latina memang anak yang cerdas karena Ia selalu menjadi juara dikelasnya, namun keterbatasan yang Ia punya mengharuskan Ia untuk menjadi sesorang wanita yang mendiri dan tabah. Sampai suatu ketika Ia sedang asyik mengikuti pelajaran harus dipanggil oleh gurunya ke ruangannya. Latina mengetahui apa yang ingin dibicarakan oleh gurunya, Ia mendapatkan surat peringatan karena sudah menunggak uang bayaran. Namun Latina tak patah semangat, Ia selalu berusaha tersenyum apapun yang menimpanya. Latina terus berjuang demi hidupnya dan sedikit demi demi sedikit Ia mengumpulkan hasil jerih payahnya.
Namun ketiga teman-temannya yang jail lalu menghampirinya dan mengejeknya.. “Hei penjual kue makanya kalau tidak mampu tidak usah sekolah berada disini, dasar kau anak pungut.”
Latina tetap tak menghiraukan ketiiga temannya itu. Ia bergegas untuk pulang lalu berjualan hingga larut malam. Namun hasil yang didapat juga belum cukup untuk membayar uang bayaran sekolahnya.
Keesokan paginya Latina harus berngkat pagi-pagi untuk berjualan kembali... kali ini Ia lebih banyak menitipkan kuenya pada sejumlah warung-warung yang Ia lewati. Selesainya bekerja Ia kembali untuk melanjutkan sekolahnya. 
Sesampainya disekolah gurunya menghampiri dan berkata “mari ikut Ibu sebentar Tin,”
Tina berjalan bersama gurunya ke ruangan gurunnya.
“Ya ada apa, Bu?” Tina menjawabnya.
“Bagaimana Tina, apa kamu sudah bisa bayar bulanan kamu?”
Tina tertunduk dan  berkata “Saya minta waktu Bu 1hari lagi pasti saya akan lunasi.”
“Baiklah Tina... Ibu akan konfirmasikan kepada kepala sekolah, maafkan Ibu jika harus  menagihnya.”  Gurunya seakan tak tega melihat wajah Tina yang seketika merenung dan sesekali matanya terlihat berkaca-kaca.
Lalu Tina kembali untuk melanjutkan pelajaran yang sudah Ia tinggal selama beberapa menit itu.
Bel pulang berbunyi “neeeet... neeeeeeet”
Para siswa berhamburan untuk pulang, namun Latina masih berada didalam kelas. Dan ketiga temannya itu datang berkata “heeeei, (mereka merampas surat yang diberikan oleh gurunya, lalau mentertawakannya “hahaaaaaa”). Untuk apa kamu berada disini menyusahkan saja kamu Tin.”
Tina yang tak tahan melihat tingkah ketiga temannya lalu segera pergi untuk mengunjungi makam neneknya sambil menangis. Tina tertidur disana dan ada seorang penjaga makam membangunkannya. Lalu Tina segera pergi dari makam itu untuk melanjutkan peprjalanannya menuju warung-warung yang sudah Ia titipkan kue, karen Ia harus mengambil uang yang sudah terjual.
Setelah mengambil uang-uang itu Latina menghitungnya dan ternyata uang nya sudah cukup untuk membayar uang sekolahnya. Latina begitu terharu dan bersyukur atas apa yang Ia dapat.
Keesokan paginya Ia bersemangat  berangkat pergi kesekolah, dan langsung membayarkan uang bayarannya itu, kemudian kembali kekelas karena bel sudah berbunyi. Akhirnya uang bayaran terakhir ini mampu Ia bayarkan.  Beberapa hari kemudian adalah hari penentuan dimana Latina  harus ujian agar mendapatkan nilai yang maksimal. Dan ujianpun dimulai.....

    Latina selalu berusaha belajar dan berdoa agar nilainya bagus-bagus. Kini ujian terakhir berlangsung, dengan doa Laitina selalu berpikiran positif.  Dan..... selasai lah  ujian terakhir ini.
Latina kembali pulang dan keesokan harinya harus datang kesekolah untuk melihat pengumuman. Dengan semangat Latina berangkat lebih awal dan Ia sangat terkejut ketika melihat mading sekolahnya, namanya tertempel pada urutan pertama. Sedangkan ketiga temannya hanya beberapa urutan dibawahnya.
Tidak sampai perjuangannya hanya disitu, Latina harus fokus untuk bekerja berjualan kue lagi.. Latina harus  membuat kue dan menaruhnya di warung-warung karena Ia harus mengumpulkan uang kembali untuk melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi.
Latina berusaha lebih keras dan lebih giat lagi. Akhirnya Latina memecahkan celengan ayamnya itu dan menghitungnya, namun ternyata masih belum cukup untuk melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi. Akan tetapi kali ini Ia berusaha untuk membuat toko kue dan memproduksi kue lebih banyak lagi.

    Berkat kerja kerasnya selama ini Ia berhasil mengumpulkan uang yang Ia rasa sudah cukup untuk melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi yang Ia inginkan. Lalu Ia mendaftarkan ke perguruan timggi yang Ia inginkan. Sambil kuliah, Latina mengurusi tokonya. Hingga Latina memiliki toko kue yang sudah besar dan terkenal... kuliahnya pun berjalan lancar.
Sampai suatu ketika Latina bertemu dengan seorang pemuda tampan yang ingin mendampingi hidupnya.. akhirnya Latina hidup bahagia bersama keluarga kecilnya setelah penderitaan yang Ia alami sejak kecil, walaupun hingga kini Latina tidak pernah bertemu dengan kedua orangtuanya.

Leave a Reply