• RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Thumbnail Recent Post

Recent Comments

Posted by My College Blog - - 0 komentar


ANALISIS JURNAL I

TEMA : PEMASARAN

Judul : Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Penjualan Genteng PT. Genteng Maher Perdana                 Jatiwangi  Cirebon Cabang Sukabumi

Pengarang : P Lubis

Tahun : 04-11-2010

Latar Belakang Masalah 


Pesaing yang dihadapi sebuah industri tidak lagi datang dari kawasan atau wilayah geografis setempat, tetapi raksasa global dari mancanegara hadir untuk saling berebut pasar. Setiap industri mengalami globalisasi yang dipicu oleh 4 faktor utama yaitu Cutomers, Cost, Country, dan Competition. Banyak perusahaan yang beraneka ragam yang sekarang semakin maju, perusahaan harus juga memperhatikan unsur – unsur penting dalam manajemen pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi
Pemasaran umumnya dilihat sebagai tugas menciptakan, mempromosikan, serta menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen. Pemasaran adalah aktivitas bisnis, karena menghubungkan antara perusahaan dan konsumen. Promosi adalah salah satu variabel dari bauran pemasaran yang sangat penting, yang dilaksanakan oleh perusahaan, dalam memasarkan produk atau jasanya. Tanpa promosi keberadaan produk kurang mendapat perhatian dari konsumen atau bahkan konsumen tidak tahu sama sekali mengenai produk tersebut.
Pada umumnya perusahaan akan selalu berusaha untuk tetap berkembang serta mampu bersaing untuk mencapai tujuan perusahaan. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai diperlukan strategi promosi yang efektif. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan tentu saja memerlukan anggaran yang cukup memadai agar tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan penjualan dapat tercapai. Sasaran promosi dapat tercapai promosi yang memadai diharapkan dapat membantu perusahaan dalam memasarkan produknya. 

Fenomena
Pada mulanya PT. Genteng Maher Perdana Jatiwangi, hanya merupakan home industri yang pola pengerjaannya masih menggunakan peralatan yang sederhana. Namun berkat ketekunan pimpinan dalam menjalankan usahanya, maka secara bertahap perusahaan menunjukan perkembangan yang semakin meningkat. PT. Genteng Maher Perdana Jatiwangi mulai merintis usahanya pada tanggal 1 oktober 1979 oleh Bapak Haji Parta Taher, dimana pada saat itu, masih bersifat usaha perorangan yang kepengurusannya keluarga, dengan jumlah tenaga kerja yang masih sedikit. Hasil produksinya pada saat itu diberi nama “Maher” yaitu nama dari pendiri perusahaan. Dengan ketekunan dan keuletan dalam menjalankan usahanya secara bertahap perusahaan ini mengalami perkembangan. Pada tahun 1991 perusahaan menambah areal usaha, sebagai areal untuk bahan baku yang berupa tanah liat yaitu didaerah Kasokandel Km 3 Jatiwangi, yang sekaligus sebagai kantor cabang II. Sedangkan Pabrik atau kantor pusat maher I terletak di jalan Sukaraja Cibentar Jatiwangi Majalengka Cirebon. PT. Genteng Maher Perdana Jatiwangi adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi genteng dan sekaligus menjadi merek dagang dari produk yang dihasilkannya.Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1991 perusahaan ini mendapat pengukuhan akta pendirian PT. Maher Perdana Jatiwangi. Kemudian dalam perkembangannya perusahaan mendaftarkan merk dan lambang perusahaan ke Direktorat Hak Patent dan hak cipta tertanggal 29 Januari 1991 No. 16, dan Keputusan Menteri Kehakiman RI, tertanggal 29 Mei 1993 No. C2-4003 HT. 01.01 Th 1993. Selain itu dari Pemerintah Daerah Tingkat II Majalengka No.04/P/1993/PT, sehingga saat ini menjadi PT. Genteng Maher Perdana Jatiwangi. Dalam setiap kegiatan atau usaha yang melibatkan banyak orang, maka organisasi merupakan salah satu penunjang lancarnya usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi yang baik dan jelas pembagian tanggung jawab masing – masing bagian akan memberikan efisiensi dan efektivitas masing – masing unsur organisasi tersebut. Pada mulanya PT. Genteng Maher Perdana Jatiwangi mempunyai struktur organisasi yang sederhana, tetapi dengan semakin berkembangnya maka struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan ini menggunakan struktur yang lebih lengkap, yaitu struktur organisasi fungsional.

Proses Produksi 
Sifat dari produksi genteng pada umumnya sangat dipengaruhi oleh faktor iklim . Pada musim penghujan biasanya kapasitas produksi menurun. Hal ini dikarenakan sifat dari genteng itu sendiri yang memerlukan sinar matahari dalam proses produksinya.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memproduksi genteng dan nok supaya hasil yang dicapai dapat memenuhi standart. Adapun tahapan dalam proses produksi genteng pada PT. Genteng Maher Perdana Jatiwangi adalah sebagai berikut.
Tahap pertama adalah penyediaan bahan baku berupa tanah liat yang banyak mengandung minyak dan zat besi. Penyediaan bahan baku dilakukan setahun sekali, yaitu ketika musim kemarau. Tanah galian ini kemudian di timbun ditempat penampungan. Tanah yang sudah ditimbun kemudian dimasukan kedalam mesin penghancur tanah samapai halus. Tanah yang sudah halus kemudian dicampur dengan pasir hitam dalam mesin pemgaduk dengan perbandingan 10 : 1 dari sini akan menghasilkan luluh atau adonan. Adonan didiamkan selama kurang lebih 24 jam, kemudian diolah kembali dengan mencampurkan semen merah dengan perbandingan yang sama. Pengolahan dilakukan dengan mesin penggiling, yang kemudian menghasilkan empleng yang sudah dipotong – potong. Potongan empleng yang sudah didiamlkan selama 1 – 2 hari diolesi dengan minyak pelumas, kemudian dimasukakan kedalam mesin pencetak sesuai dengan jenis genteng . Pencetakan dilakukan pada mesin press dan setelah itu didiamkan dulu pada rak penyimpanan selama 2 – 3 hari, kemudian dijemur selama 1 hari. Setelah genteng kering kemudian dimasukan kedalam ruangan di dalam oven pembakaran dan dibakar selama 12 jam

Produk

Ada dua macam produk genteng yang dihasilkan perusahaan yaitu Natural dan Glazuur, sedangkan jenisnya adalah sebagai berikut :
1.      Genteng Kodok
2.      Genteng Plentong
3.      Genteng Vlams
4.      Genteng Fossano
5.      Genteng Mardional
6.      Genteng Turbo
7.      Genteng morando

Pemasaran 


Pemasaran genteng dilakukan di kator pusat PT. Genteng Maher Perdana Jatiwangi, dan di beberapa kantor perwakilan yang ada di Jakarta, Bandung, Cianjur, Sukabumi, Bogor, Semarang, dan Surabaya. PT. Genteng Maher Perdana Jatiwangi Cirebon dalam memasarkan produknya memakai saluran distribusi langsung yaitu pembeli dapat membeli langsung kepabrik, dan tidak langsung. Yaitu dari produsen tidak langsung kepembeli tetapi melalui perantara. Penjualan ini dilakukan melalui agen – agen atau pasar – pasar sebagai perantara. 

Riset
Rancangan penelitian merupakan suatu bentuk pendekatan yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan langkah – langkah praktis terhadap suatu obyek yang menjadi permasalahan. Adapun desain penelitian yang penulis gunakan adalah metode asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, dimana pendekatan ini memberikan suatu gambaran permasalahan untuk mencari hubungan antara variable X (Biaya Promosi) dengan variable Y (Volume Penjualan).



Rancangan Penelitian 


Variabel X merupakan variabel independen. Dimana yang menjadi variable X pada penelitian ini adalah biaya promosi Sedangkan untuk variable Y terikat atau dependennya adalah volume penjualan. Mengingat penelitian menyangkut tentang Biaya Promosi dan berkaitan dengan perusahaan, maka akan berdampak pada terbatasnya data yang diperoleh dari perusahaan yang akan diteliti. Kurun waktu 5 tahun periode siklus Laporan Biaya Promosi dan laporan volume penjualan perusahaan cukup memberikan gambaran tentang biaya promosi perusahaan dalam perkembangannya, karena laporan tersebut merupakan data historis. Laporan biaya promosi dan laporan volume penjualan selama kurun waktu 5 tahun, merupakan alat ukur perbandingan yang dihitung.

Variabel Penelitian dan Operasional Variabel

Variabel Penelitian 
Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data Biaya Promosi yang terdiri dari biaya Advertising, Sales Promotion, Personal selling, publicity, yang merupakan variable X dan Laporan Penjualan yang merupakan data Volume Penjualan sebagai variabel Y.
Variable X yaitu biaya promosi diambil dari total biaya promosi yang dikeluarkan perusahaan PT. Genteng Maher Perdana Jatiwangi Cirebon Cabang Sukabumi. Sedangkan varibel Y, yaitu volume penjualan adalah jumlah benda – benda yang terjual selama jangka waktu tertentu.

Operasional Variabel Penelitian

Tabel Operasional Variabel

Variabel
Dimensi
Indikator
Skala Ukur
Biaya Promosi

1.      Periklanan
2.      Personal Selling
3.      Publisitas
4.      Promosi Penjualan
5.Biaya Periklanan
6.Biaya Personal selling
7.Biaya Publisitas
8.Biaya Promosi
Persentase
Volume Penjualan
9.            Konsumen
10.        Produsen



11.            Daya beli
12.            Harga
Persentase

Motivasi Penelitian
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, diharapkan akan bermanfaat bagi penulis dan perusahaan selaku obyek penelitian. Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
  1. Manfaat Teoritis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan ilmiah dan pengalaman, terutama dalam mengaplikasikan teori yang diterima di perguruan tinggi dengan praktek yang ada di Perusahaan.
  2. Manfaat Praktis, sebagai masukan bagi perusahaan mengenai pengaruh Biaya Promosi dalam meningkatkan penjualan genteng pada  PT. Genteng Maher Perdana Jatiwangi Cirebon Cabang Sukabumi
Masalah
Bagaimanakah Biaya Promosi pada PT. Genteng Maher Perdana Jatiwangi  Cirebon Cabang Sukabumi


Tujuan 
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dipaparkan di atas, maksud dari penelitian yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui pengaruh Biaya Promosi dalam meningkatkan penjualan Genteng pada PT. Genteng Maher Perdana Jatiwangi Cirebon  Cabang Sukabumi
Tujuan penelitian adalah :
Untuk mengetahui bagaimana perusahaan melakukan kegiatan promosi terhadap produk yang dipasarkannya serta Biaya Promosi yang telah dianggarkan  oleh PT. Genteng Maher Perdana Jatiwangi  Cirebon Cabang Sukabumi.






ANALISIS JURNAL II

TEMA PEMASARAN

Judul PERANAN STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENJUALAN PRODUK JASA ASURANSI PADA PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA”.

                                                                                              
Pengarang : J  Tamba


Tahun : 04-11-2010

Latar Belakang Masalah


Kebutuhan akan jasa asuransi kini makin dirasakan,baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko yang mendasar seperti resiko kematian, atau dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai resiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya. Dengan mulai membaiknya iklim dan minat masyarakat dalam bidang asuransi mengakibatkan tingkat persaingan di dunia asuransi menjadi semakin ketat. Strategi pemasaran merupakan salah satu senjata bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan pasar. Pada dasarnya strategi pemasaran adalah mencari kecocokan antara kemampuan internal perusahaan dengan peluang eksternal yang ada di pasar. Mencari kecocokan ini merupakan tanggung jawab dari bagian pemasaran untuk menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan produk yang dihasilkan dan sesuai dengan dengan segmen pasar yang ingin dituju oleh produk yang diluncurkan. Mengenali karakteristik pasar dan struktur pasar sangatlah menguntungkan bagi perusahaan untuk dapat tetap bersaing dan survive (kelangsungan hidup perusahaan). Kelemahan dan keunggulan perusahaan hendaknya dianalisis sehingga menjadi sebuah titik tolak yang kuat buat perusahaan dalam mengambil keputusan yang efektif dan efisien serta untuk memperkuat posisinya dari para pesaing yang ada. Tujuan utama dari sebuah perusahaan ialah pencapaian profit (laba) dan hal ini dapat juga sebagai tolak ukur dalam sukses atau tidaknya sebuah perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Selain itu efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan operasional perusahaan juga memegang peranan penting. Efesiensi yang dimaksud adalah strategi pemasaran yang dilakukan dengan perhitungan dan pertimbangan yang tepat sehingga tidak ada pemborosan biaya baik itu dalam operaional maupun dalam biaya promosi maupun iklan dan efektifitas yang dimaksud ialah pemilihan stategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan pasar yang dilayani oleh perusahaan sehingga sasaran yang ditetapkan dapat tercapai.
PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa bagi masyarakat juga harus menghadapi persaingan yang cukup ketat dengan perusahaan asuransi lainnya. Agar PT. SLFI dapat bertahan dan berkembang dengan baik maka PT.SLFI harus dapat menciptakan kemampuan bersaing baik dalam hal jenis produk, harga maupun segmen yang dituju sehingga dapat menghasilkan produk yang mampu bersaing dan memenangkan persaingan.

Fenomena
PT. Sun life Financial Indonesia hadir di Indonesia sejak tahun 1995, Sun Life Financial Indonesia terus melakukan berbagai perubahan dalam meningkatkan pelayanannya. Dengan logo yang  mengambil visual “Matahari dan Bumi”, Sun Life Financial Indonesia bertekad mewujudkan filosofi dari logo baru tersebut yakni menyinari, menghimpun energi, menciptakan pertumbuhan, terencana dan menepati janji.
PT. Sun Life Financial Indonesia sebagai perusahaan jasa keuangan profesional hadir dengan misi membantu keluarga mencapai kemapanan finansial. Terwujudnya kemapanan kemapanan finansial memerlukan proses jangka panjang dan untuk mencapainya terdapat tiga aspek penting yaitu perlindungan, tabungan, dan investasi. Dengan dihadirkannya ragam produk dan layanan yang dilengkapi dengan aspek tersebut, diharapkan dapat membantu masyarakat luas dalam menyusun perencanaan keuangan yang matang, sehingga idaman sebuah masa depan yang cerah dan terencana dengan kemapanan finansial dapat tercapai dengan maksimal. Kini PT. Sun Life Financial Indonesia telah melayani  masyarakat di kota-kota besar yang tersebar di seluruh Indonesia antara lain: Jakarta, Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Jambi, Palembang, Lampung, Bogor, Cianjur, Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Semarang, Purwokerto, Pekalongan, Magelang, Wonosobo, Solo, Kudus, Malang, Surabaya, Denpasar, Makasar, Manado, Sorong, dan Batam. Sun Life Financial Indonesia merupakan anak perusahaan dari Sun Life Financial Group of Companies yang merupakan penyedia jasa keuangan internasional yang memiliki berbagai macam produk dan servis untuk perlindungan dan akumulasi kekayaan bagi keluarga dan Coorporate. Berdiri sejak 1871, Sun Life Financial dan partner-partnernya beroperasi di pasar-pasar utama dunia termasuk Canada, Amerika, Inggris, Hongkong, Philipina, Jepang, India, Bermuda, dan Indonesia. Dengan total asset Under Management CDN$ 369 per juni 2002, Sun Life Financial merupakan yang terbesar di Canada dan menjadi salah satu perusahaan asuransi jiwa yang berada dalam kelompok rating tertinggi di Amerika Utara dan dunia. Predikat AA+ untuk kekuatan financial (Financial Strength), predikat AAA untuk kemampuan membayar klaim (Claims Paying Ability) dan predikat A++ untuk kekuatan financial (Financial Strenght). Membuktikan kalau perusahaan ini mempunyai kredibilitas yang cukup baik sebagai perusahaan asuransi besar. Pada maret 2002, Sun Life Financial Indonesia telah mencapai Risk Based Capital (RBC) sebesar 138 %, lebih tinggi dari ketentuan pemerintah yakni sebesar 75 % pada tahun 2002. Kinerja Sun Life Financial Indonesia dari tahun 2000 hingga 2001 mencatat pertumbuhan yang menggembirakan, seperti total asset yang meningkat  dari Rp. 364 miliyar menjadi Rp. 460 miliyar, sedangkan pendapatan total premi dari Rp. 123 miliyar menjadi Rp. 165 miliyar. Dengan kekuatan serta prestasi yang dimiliki, maka Sun Life Financial Indonesia mulai dari tahun 2002 memantapkan posisinya dengan semboyan “Plan Your Future” serta akan selalu setia membantu anda menuju kemapanan financial. 

Riset 
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengadakan penelitian guna mendapatkan data dan informasi yang akan digunakan sebagai bahan analisis, dalam hal ini yang diperlukan adalah sebagai berikut : 


Data Primer, Yakni merupakan data yang diperoleh dengan cara mendatangi langsung obyek penelitian, dimana data yang diperoleh hasilnya actual dan dapat dipertanggungjawabkan. 
Data sekunder, Yakni merupakan data yang diperoleh dari bahan-bahan bacaan, yaitu leteratur, catatan kuliah dan lain-lain yang berhubungan dengan hal tersebut serta sejarah ringkas perusahaan, Struktur organisasi dan Uraian tugas.


Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini, penulis melakukan dua  bentuk penelitian yaitu:
Penelitian Kepustakaan (Library Research), Untuk menguatkan ide/gagasan dalam menganalisis dan mengevaluasi hasil penelitian lapangan, maka diperlukan landasan seperti teori-teori atau pendapat para ahli yang bersumber dari buku-buku bacaan, bahan kuliah, majalah-majalah ilmiah dan sumber-sumber lainnya yang dianggap penting dan ada hubungannya dengan tulisan ini.

Penelitian Lapangan (Field Research), Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan peninjauan langsung kepada objek penelitian
dilapangan dalam hal ini PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian secara nyata, tepat dan akurat.

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa cara yaitu : 


Observasi, Yaitu mendapatkan data dari objek penelitian dengan cara mendatangi langsung ke objek penelitian dalam hal ini PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA guna melihat secara dekat bagaimana peranan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan produk jasa asuransi.


Wawancara (Interview), Selama observasi dilakukan, penulis juga melakukan wawancara dan komunikasi dengan staff, karyawan maupun jajaran pimpinan perusahaan itu sendiri untuk mendapatkan input-input ataupun masukan-masukan yang berhubungan dan berguna dalam bidang yang akan diteliti sebagai bahan penulisan skripsi ini. 


Dalam menganalisis data-data yang telah ada. Penulis menggunakan dua metode analisis yaitu : Metode Analisis Deskriptif, dengan merumuskan dan menafsirkan data yang diperoleh, menyusun dan mengklasifikasikan 
serta    menganalisis, dan menginterprestasikannya sehingga memberikan gambaran yang jelas 
mengenai keadaan perusahaan. 
Metode Analisis Deduktif , yaitu suatu metode ilmiah dimana fakta-fakta yang diperoleh dianalisis
dengan menguraikan teori-teori yang berlaku. Selanjutnya dicoba untuk menarik kesimpulan untuk
membuktikan hipotesa yang dapat digunakan untuk membuat saran-saran yang berguna bagi
masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA.


Motivasi Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya yang berhubungan 
dengan strategi pemasaran. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan di bidang asuransi 
khususnya tentang peranan strategi pemasaran. 

Masalah 
a.  Apakah strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT.SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA sudah efektif sehingga mampu bersaing di pasar.
b.  Apakah target penjualan pada PT.SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA dapat terealisasi? (data selama dua tahun yaitu 2002-2003). 

Tujuan 
Mencari perbandingan antara teori dan praktek khususnya tentang peranan strategi pemasaran dalam
usaha meningkatkan penjualan produk jasa asuransi di PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA. 

Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada pada perusahaan khususnya pada strategi
pemasaran yang diterapkan pada PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA. 



ANALISIS JURNAL III

TEMA : PEMASARAN

Judul : Analisa Efektifitas Iklan Media Televisi Djarum Super Mezz versi “Berlari dan Melayang” Menggunakan EPIC Model Pada Mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang”

                                                                                              
Pengarang : Bachtiar

Tahun : 04-11-2010

Latar Belakang Masalah
      
Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang makin ketat sekarang ini, limpahan informasi dan terbukanya peluang untuk mengakses informasi membuat konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam persaingan, salah satu jalan yang ditempuh oleh perusahaan adalah dengan kemampuan mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya dimana salah satu wujudnya adalah melalui kegiatan pengiklanan (advertising). Advertising yang tepat sasaran (efektif) dapat digunakan oleh perusahaan/ produsen dan biro iklan untuk mempengaruhi persepsi dan preferensi konsumen terhadap berbagai merek produk di pasar yang pada akhirnya juga menjadi salah satu faktor penting dalam proses pengambilan keputusan oleh konsumen untuk memilih produk. Selain sebagai alat penyampaian pesan (informasi), advertising yang dilakukan haruslah mampu bersaing dengan berbagai kegiatan periklanan perusahaan pesaing serupa untuk memenangkan minat konsumen serta mempertahankan image perusahaan itu sendiri. Dari sisi konsumen, iklan (advertising) sendiri dipandang sebagai suatu media penyedia informasi tentang kemampuan, harga, fungsi produk, maupun atribut lainnya yang berkaitang dengan suatu produk (Durianto:2003). Sebaik apapun kualitas suatu produk jika tidak diikuti dengan informasi yang tepat tentang keberadaan produk tersebut di pasar (market), maka kecil sekali peluang bagi produk untuk dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen. Dengan informasi sempurna yang dimiliki konsumen akan keadaan pasar dan produk-produk di dalamnya maka akan berpengaruh terhadap tingkat persaingan di pasar, dan sebaliknya keterbatasan informasi akan kondisi (harga, kualitas, dll) produk-produk di pasar menyebabkan tiap-tiap produsen memiliki kurva demand (permintaan) yang menunjukkan kemiringan negatif yang mampu menimbulkan market power (kuasa pasar) bagi setiap produsen. Kenyataan tersebut bukannya tidak disadari oleh PT Djarum, yang tepat pada penghujung tahun 2005 kemarin telah meluncurkan produk barunya Djarum Super Mezzo, atau yang selanjutnya lebih dikenal dengan nama Mezzo saja. Dalam peluncuran produk terbarunya itu PT Djarum berusaha menonjolkan kesan mewah dan elegan yang dapat diketahui dari pemilihan tempat, yaitu tepat di atap plaza Semanggi Jakarta dan dengan mengundang beberapa musisi papan atas ibukota seperti DEWA, Ten2Five, dan Dewi Sandra untuk memeriahkan acara peluncuran yang bertajuk “Djarum Super Mezzospere a Lift of Live” tersebut (http://www.djarum-super.com). Kesan elegan yang ditunjukkan Mezzo juga dapat dilihat dari kemasannya yang terlihat eksklusif dan menggunakan teknik “hot stamping”, dimana di Indonesia hanya dipakai oleh Djarum Super Mezzo. PT Djarum sendiri menempatkan Mezzo pada market dikalangan muda kota besar dengan karakteristik gaya hidup stylish dan dinamis khas eksekutif muda metropolitan. Mezzo, yang sejak 28 November 2005 telah tersedia di pasar kota-kota besar, adalah rokok kretek mild (kretek filter low tar dan nikotin) dan termasuk dalam jajaran premium brand dari Djarum Super. Adapun sebagai pendatang atau produk baru dalam pasar rokok kelas mild, Djarum Mezzo akan menghadapi persaingan dengan para pemain lama produk rokok mild, semisal: A Mild milik PT Sampoerna (yang menjadi pelopor munculnya rokok mild di Indonesia), Star Mild dan X Mild milik Bentoel, Marlboro Light, Gudang Garam Nusantara, Wismilak dengan Wismilak Light, dsb. serta belum lagi rokok-rokok mild segmen menengah ke bawah yang muncul di daerah tertentu saja. Bahwa sebagaimana umumnya produk baru, maka produsen akan berusaha menginformasikannya ke pasar melalui kegiatan promosi. Begitu juga bagi PT Djarum dalam mempromosikan Djarum Mezzo yang salah satu sarana promosinya adalah melalui periklanan (advertising) dengan media iklan televisi.
Dari lima bauran promosi, menurut Durianto (2003) yaitu Periklanan, Promosi Penjualan, Personal Selling, Public Relations, maupun Direct Marketing; Periklanan (advertising) seringkali menjadi perhatian penting karena selain posisinya yang strategis (mampu menjangkau konsumen secara luas) juga memerlukan biaya yang cukup besar. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk periklanan (terutama iklan di media televisi) menjadikan perusahaan harus berhati-hati dan lebih bijak dalam membelanjakan dananya serta memperoleh suatu efisiensi.
Yang terjadi dalam prakteknya adalah seringkali sebuah iklan menjadi sumber pengeluaran yang besar tanpa mampu memberikan return yang memuaskan, ketika produk mereka gagal di pasaran. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa hanya sedikit pemirsa yang mampu menerima perhatian dan pemahaman pesan iklan dari ratusan iklan yang ditayangkan setiap hari. Belum lagi dengan banyaknya stasiun televisi (baik swasta atau negri) yang ada, dan fenomena berpindah-pindah saluran (zapping) yang seringkali muncul. Kecenderungan ini terjadi pada hampir seluruh golongan audience termasuk pada mahasiswa yang merupakan salah satu golongan audience tersebut.
Hambatan lain yang muncul adalah dari aspek hukum, dimana untuk iklan rokok di Indonesia dibatasi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No. 81 tahun 1999 dan diperbarui dengan PP RI No.38 tahun 2000 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan. Peraturan Pemerintah (PP) tersebut membatasi perusahaan produsen rokok di Indonesia sehingga tidak dapat dengan bebas melakukan kegiatan kampanye periklanan dan komunikasi pemasaran atas produk yang dihasilkannya. Di dalam Peraturan Pemerintah tersebut mengatur tentang pembatasan kegiatan periklanan dan promosi yang antara lain berisi: pelarangan pemberian produk secara gratis (sampling tester), ketentuan materi iklan untuk produk rokok, dan ketentuan penggunaan media iklan. Sedangkan media iklan yang dapat digunakan yaitu media luar ruangan (outdoor) dan media elektronik.
Iklan rokok pada media elektronik sendiri hanya dapat dilakukan pada pukul 21.30 s/d 05.00 waktu setempat. Tetapi jeda waktu yang ditetapkan itu semakin pendek, karena adanya himbauan pemerintah tentang penghematan energi listrik, maka efektifitas terjadi hanya pada pukul 21.30 s/d 01.00 waktu setempat. Melalui PP (Peraturan Pemerintah) tersebut, pemerintah juga melarang pengiklan untuk menampilkan rokok dalam bentuk aslinya. Karena itu jika kita mengamati ratusan iklan yang muncul, ditayangkan di televisi setiap hari, iklan rokok tampil lebih sebagai anomali. Jika iklan produk lain tampil begitu vulgar, pesan yang sampai begitu segar dan jelas, iklan rokok justru bersembunyi, pesan lebih sebagai penyiasatan. Akibatnya, pesan datang dengan cara yang melingkar, memainkan kekuatan gambar dan imajinasi. Maka tidak heran jika dalam iklan rokok, kreativitas mendapat ujian yang paling tinggi.
Mengingat besarnya biaya yang harus ditanggung produsen pada awal kemunculan suatu produk dan adanya Peraturan Pemerintah RI  (Republik Indonesia) tentang pembatasan periklanan dan promosi terhadap produk rokok maka perlu dikaji efektivitas iklan televisi yang ditayangkan yang biasanya menggunakan beberapa model atau metode dengan pertimbangan konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks yang mengarah pada kompleksitas perilaku mereka. Dengan menggunakan suatu model penelitian efektifitas iklan dapat dijelaskan secara sederhana perilaku konsumen yang kompleks tersebut.
Durianto (2003), menyebutkan bahwa terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk melihat efektifitas suatu iklan televisi berdasarkan dampak komunikasi yang ditimbulkan, yaitu: CRI (Customer Response Index), DRM (Direct Rating Method), EPIC Model, dan CDM (Consumer Decision Model). Dalam EPIC Model memisahkan empat dimensi kritis sebuah iklan yaitu Empathy, Persuation, Impact, dan Communication untuk kemudian dianalisa guna melihat efektifitas masing-masing dimensi tersebut secara terpisah sehingga dapat diketahui pada dimensi yang manakah sebuah iklan memiliki kelemahan dalam pencapaian tujuannya, serta selanjutnya dibuat strategi baru untuk memperbaikinya.

Kembali pada Djarum Mezzo, strategi dan efektifitas periklanan televisi Djarum Mezzo patut untuk diperhitungkan mengingat efektifitas iklan televisi Djarum Mezzo dapat menjadi salah satu faktor penentu berhasil tidaknya produk tersebut di pasar. Jika mengingat iklan televisi produk-produk PT Djarum selalu menampilkan image yang berbeda-beda, misalnya Djarum Super yang diidentikkan sebagai produk rokok para petualang lengkap dengan jeep, rakit, dan jerat tambang pada tebing; secara simultan berjalan menuju sportivitas olahraga sepakbola, dan pernah menjadi sponsor utama di Liga Indonesia. Sedangkan Djarum 76 menonjolkan pada unsur etnik dari tiap daerah, eksotisme alam (http://www.suaramerdeka.com). Adapun untuk iklan televisi Djarum Mezzo lebih kepada kesan elegan yang ingin ditampilkan, sebagaimana produk filter premium ini mengambil market di segmen menengah ke atas. 

 

Fenomena  

Gambaran Umum Iklan Televisi Djarum Super Mezzo versi “Berlari dan Melayang”    

Djarum Super mezzo adalah produk baru PT Djarum di pasar rokok Mild yang telah diluncurkan pada akhir tahun 2005 dan ditujukan untuk segmen pasar anak muda di kota besar yang stylish dan dinamis bercirikan eksekutif muda metropolitan. Dalam upayanya menginformasikan, memperkenalkan Djarum Super Mezzo ke pasar, PT Djarum menggunakan alat promosi dimana salah satunya melalui advertising (pengiklanan) pada media televisi.
Iklan televisi Djarum Super Mezzo sendiri memiliki beberapa versi, sedangkan yang menjadi obyek penelitian skripsi ini adalah iklan TV Djarum Mezzo versi “Berlari dan Melayang”.
Tayangan iklan TV Djarum Mezzo versi “berlari dan Melayang” diawali ketika 4 endorser; 2 pria dan 2 wanita berpakaian serba putih yang berbaris berpasangan; tampak keluar dari sebuah pintu geser. Pasangan di depan (1 pria dan 1 wanita) kemudian berlari lurus ke depan dan selanjutnya tidak terlihat lagi dalam adegan. Pasangan di belakangnya (pasangan ke-2) kemudian ikut berlari searah dengan pasangan yang pertama, akan tetapi mereka berpisah untuk mengambil jalan memutar dimana sang pria berlari ke kanan dan wanita ke kiri serta mereka (pasangan ke-2) menempuh jalur yang berbeda dengan yang diambil pasangan pertama tadi. Sewaktu berlari, pasangan kedua itu melewati berbagai rintangan dan jalan yang berkelok sehingga mereka harus berlari sambil menghindari setiap halangan tersebut.
Adegan berlanjut ketika terlihat cahaya di kejauhan, seperti sinar matahari yang bersinar menyilaukan. Bersamaan dengan itu terlihat juga batas akhir jalan di depan yang menunjukkan bahwa jalan sudah habis karena adanya jurang lebar di depan. Mengetahui hal tersebut, sang pria yang terlebih dahulu sampai di jembatan; yang mana jembatan adalah batas akhir jalan; ternyata terus saja berlari tanpa mengurangi kecepatannya dan tidak menunjukkan tanda akan berhenti berlari.
Berlari terus sampai ujung jembatan, sang pria tersebut lalu meloncat ke arah jurang lebar di depannya. Tetapi alih-alih terjatuh, pria tersebut bahkan mampu melakukan loncatan dengan jarak yang jauh, seperti layaknya berjalan melayang di udara. Lalu ketika gaya gravitasi berbicara, sang pria mulai turun dan terjatuh muncul seutas tali yang menggantung yang kemudian ditangkap oleh sang pria. Tali tersebut ternyata berasal dari sebuah balon udara yang terbang, dimana balon udara berwarna dasar putih dengan kombinasi tulisan Mezzo berwarna merah itu selanjutnya dikenal sebagai Mezzosphere. Sang pria yang masih berpegangan pada tali lalu ikut melayang bersama balon udara Mezzosphere meninggalkan sang wanita yang berdiri tersenyum di jembatan , menatap kepergian sang pria dengan balon udara Mezzo itu.
Adegan iklan ditutup di-iringi nyanyian suara wanita “Mezzoo zzoo mild…”, lalu nampak layar putih dengan tulisan Djarum Super Mezzo berwarna hitam di dalam garis merah bersamaan dengan suara laki-laki yang berkata “Djarum Super Mezzo”.
Tayangan iklan televisi Djarum Mezzo yang tanpa dialog tersebut sepintas terkesan tanpa makna dan tidak jelas maksud atau pesan yang ingin disampaikan. Adegan iklan tersebut hanya terasa kuat pada gambar dan permainan warna yang cerah serta tegas.
Akan tetapi mengingat adanya aturan pemerintah Indonesia melalui PP RI No.38 tahun 2000 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan dimana PP tersebut membatasi kegiatan promosi produk rokok di Indonesia dan bahwa Djarum Mezzo sendiri adalah produk baru, maka dapat diketahui bahwa tayangan iklan televisi Djarum Super Mezzo versi ”Berlari dan Melayang” adalah bertujuan informative atau memperkenalkan kepada audiences tentang keberadaan produk Djarum Super Mezzo di pasar rokok mild. 


Riset 


Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup manajemen pemasaran, mengenai pengukuran efektifitas periklanan.

Dalam Iqbal Hasan (2002:13) dijelaskan tentang beberapa penelitian secara umum yaitu (1) penelitian survey, (2) grounded research, (3) studi kasus, (4) penelitian eksperimen, dan (5) analisis data sekunder. Adapun jenis penelitian ini termasuk penelitian survey. Penelitian survei adalah suatu jenis penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun : 1995).
Penelitian survei dapat digunakan untuk untuk maksud (Iqbal Hasan, 2002:13), yaitu: (1) penjajagan (explorative), (2) deskriptif, (3) penjelasan (explanatory/confirmatory), (4) evaluasi, (5) prediksi atau peramalan, dan (6) pengembangan sosial. Penelitian evaluasi sendiri dibedakan menjadi (1) evaluasi summatif; biasanya dilakukan di akhir program untuk mengetahui pelaksanaan program tersebut apakah tercapai sesuai tujuan, (2) evaluasi formatif; dilakukan bersamaan pelaksanaan program, mencari umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan program tersebut.
Dalam penelitian ini, survey dilakukan pada mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang masih aktif s/d semester genap tahun ajaran 2005/2006 guna mengevaluasi, menganalisa efektifitas iklan tv Mezzo versi “berlari dan melayang”. Dengan kata lain, jenis penelitian ini merupakan penelitian survei evaluasi formatif.

Motifasi Penelitian 
Bagi penulis
Meningkatkan pemahaman mengenai pengukuran efektifitas sebuah iklan
Bagi Perusahaan 
Sumbangan pemikiran dan teknik yang realistis dan mudah dalam mengukur efektifitas periklanan. 
Bagi Produsen Djarum Mezzo
Sebagai salah satu sumbangan pemikiran tentang pengukuran efektifitas iklan televisi Djarum
Mezzo, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai evaluasi strategi pemasaran pada umumnya dan
periklanan pada khususnya.
Bagi mahasiswa 
Sebagai salah satu acuan dalam mengukur iklan televisi untuk memahami fungsi periklanan.


Masalah 
Bagaimanakah efektifitas dari iklan televisi Djarum Super Mezzo versi “berlari dan melayang” jika 
dianalisa dengan  menggunakan EPIC Model pada mahasiswa   S-1 Fakultas Ekonomi Unibraw 
Malang.


Tujuan
 Untuk menganalisa efektifitas iklan televisi Djarum Super Mezzo versi “berlari dan melayang” pada mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Unibraw Malang jika diukur dengan menggunakan EPIC Model.





 

Leave a Reply